Hoax yang banyak tersebar di media sosial sering menjadi penyebab keresahan di masyarakat. Bahkan, berita bohong ini bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi jika masyarakat belum memiliki literasi digital yang memadai untuk menanggulangi hoax.
Ketua Masyarakat Indonesia Antihoax (MIAH) Septiaji Eko Nugroho pernah menyebutkan bahwa hoax telah menyebabkan banyak keluarga tak harmonis, perkawanan putus, dan terjadi kerusuhan di berbagai daerah akibat 'termakan' berita hoax.Â
Yang menjadi pertanyaan kini, mengapa ada saja orang yang menyebarkan berita tidak benar? Menurut Khanis Suvianita, aktivis dan mahasiswi program S3 untuk studi antar agama, maraknya peredaran berita hoax tidak dapat dilepaskan dari orang atau pihak yang bertindak sebagai pembuat atau penyebar berita hoaks itu.
Dilihat dari sisi psikologis, lanjutnya, pembuat dan penyebar berita hoaks adalah pribadi yang ingin dikenal dan diakui keberadaannya oleh orang lain, melalui sesuatu yang ia hasilkan atau bagikan.
Khanis menilai, demokrasi dan sosial media telah memberi ruang bagi pembuat berita hoax untuk menciptakan narasi atau cerita, lalu membagikannya. Kemudian orang ingin diakui bahwa dia benar.
 Merobek kebhinekaan
 Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dalam suatu kesempatan berujar bahwa efek hoax berbahaya, yakni bisa merobek-robek Bhineka Tunggal Ika. Dia pun mengingatkan semua masyarakat untuk mawas diri dan menjaga kebhinekaan.
Wakapolri juga mengatakan bahwa merupakan satu kepastian bagi masyarakat untuk melakukan cek dan ricek, apabila mendapatkan suatu berita ataupun kabar. Telitilah terlebih dahulu kebenarannya agar tidak menimpakan kerugian pada diri sendiri ataupun orang lain.
Dia pun menegaskan, berdasarkan data yang ada, dampak hoax dan disinformasi berdampak buruk bagi masyarakat. Dimulai dari yang terkecil, bisa menyebabkan generasi muda jadi kontraproduktif karena waktunya tersita  akibat terlalu sering melihat berita di media sosial.Â
Padahal keberadaan berita itu belum tentu benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu fakta. Selain itu, dampak yang paling mengancam adalah dapat memicu perpecahan.Â