Karya Adelia
Alangkah lelahnya melihat langit
Masih kepada mendung yang sama
Melepas deret alphabet
Menyederhanakan cinta
Sayangnya tidak semua debaran bisa menjadi kalimat indah
Cuaca ini tidak benar-benar memahami hati
Duhai langit aku kembali bertanya
Adakah jejak embun walau kemarau?
Tetapi hingga panggilan ponsel memenuhi semua bagian
Jawaban terbaik tak sampai
Bahkan semakin samar
Entahlah ada apa?
Semua resah turun meragu, ambigu
Kemudian esok
Imajinasi tersumbat
Di lipatan tubuh bumi
Memadat sibuk! Benar-benar sibuk
Kepada rindu
Berkeliaran, bersama derasnya air mata
Azan memanggil
Datang dan sujud
Menjinjing rasa setinggi gunung
Siapakah kau? Pembuat keonaran degup jantung ini
Dan pada layar pemujaan konspirasi
Orang orang tertegun
Tetapi lupa melihat
Bahwa kita diam-diam membunuh nurani
Atas pergulatan egoisme
Ah cinta
Adakah rasa damai tanpa gemetar dingin
Ketika jejak mesiu menghanguskan yang tak seharusnya hangus?
Alangkah biadabnya seluruh kekacauan ini
Merabunkan
Sungguh merabunkan
Kerangka dan segala devinisi kangen menguap di udara
Tanpa sambutan kemenangan
Ya begitulah! Begitulah cinta ini
Lepas dan mati
Jakarta, 24 April 2019.