Karya: Adelia tri eka
Aku ingin menyihir alam
dengan bunga lili
sebagai panduan senyum Dewi
tanpa penawar.
Tetapi,
pada negeri orang-orang asing
hujan kepedihan masih terdengar samar
menyebutkan hutang
dan ribanya
saat matahari condong lebih ke Barat Daya.
Sedangkan di Utara ada yang berbaring
pada kebijakan kursi
tempat waras memuji aksi
menjadi mati
pada gedung beramunisi.
Selembar baju dan celana
ria
bergejolak panas
menghitung tubuh tanpa kendali
bersama tulang-tulang yang bukan miliknya.
Dan untuk pelita! Selamat datang.
Dari kesekian yang merasa tersakiti
dan untuk yang menyakiti
merapatlah ke masa lampau
sama-sama memperbaiki tangis
duduk bersama
satu dalam damai.
Sebab kita adalah kelayakan dunia
yang masih menghitung nada
untuk harmonis
setara dengan keinginan ibu Pertiwi.
Sebelum jasad kita beku, mari berjabat tangan sekali lagi. Sebagai persembahan terakhir dari sebutan persatuan.
Selamat tinggal kelabu rintik. Kami ada ada dalam edisi bumi kembali.
Jakarta, 24 April 2019