Mohon tunggu...
Ade Ivan Al Haroma
Ade Ivan Al Haroma Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang lelaki yang belajar menggoreskan pena

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Bawah Langit Biru : Aqila (1)

15 Maret 2019   22:35 Diperbarui: 15 Maret 2019   22:45 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan pribadi | Picture by Aulia M

Kenalin, namaku Aqila Hadi Sosrohardjo, biasa dipanggil Aqila. Gadis suku Jawa yang lahir di Samarinda, 19 April 1995. Anak tunggal dari pasangan suami istri Cahyo Hadi Sosrohardjo dan Ruma Setyowati. Ayahku seorang pengusaha Batubara di Kalimantan Timur dan ibuku adalah desainer terkenal. Karena aku anak tunggal dari keluarga ternama, orang tuaku selalu memanjakanku. Semua fasilitas dipenuhi oleh orang tuaku dan apa yang ku inginkan pasti dikabulkan oleh mereka. Ayah dan ibu selalu pulang malam ketika aku sudah terlelap tidur. Mereka selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya itu, gak pernah ada waktu buat aku. Hidup yang serba berkecukupan sejak kecil, membuatku menjadi gadis yang tumbuh dengan segala hedonisme. Shoping dan dugem seakan jadi rutinitasku tiap hari, bersama dengan temen-temen gengku, Sheila, Nania, dan Keyra. Sama yang terakhir Anjing (red.cowok) kesayanganku si Bobby.

Suatu malam aku dan teman-temanku pergi ke club langganan kami dugem dan kali ini si Bobby gak ikut, katanya dia lagi ada urusan sama teman-temannya.

"Qil, tumben gak dianterin sama Bobby, kemana dia?" tanya Sheila

"Dia lagi sibuk sama temen-temennya, udah biarin bodo amat juga sama si Bobby. Udah kita jalan aja !"

"Okee Aqila", jawab mereka serempak

Kami berempat segera masuk mobil dan bergegas. Aku mulai memacu mobil di jalanan ibukota yang sudah mulai lengang itu dengan kecepatan yang tinggi. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat 20 menit, yang seakan menambah rasa syahdu malam itu. Dan tibalah kami di sebuah club malam paling terkenal di Samarinda. Saat akan masuk, kami menunjukkan "identity card" kami dan dengan senang hati para penjaga di pintu masuk club langsung mempersilahkan kami.

Suasana hedon langsung terhirup saat kami mulai melangkah masuk ke dalam club malam itu. Sinar lampu disco yang menyinari seluruh ruangan ditambah musik yang up beat. Bar minuman yang berderat di kanan dan kiri. Akupun segera melangkah ke salah satu bar dan memesan sebotol minuman beralkohol. Setelah mendapatkan satu botol dan satu gelas, aku segera melangkah ke sofa yang sudah diduduki oleh Sheila, Nania dan Keyra. Aku duduk sambil memperhatikan keerotisan penari malam yang asyik meliuk-liukkan badannya ditengah lantai dansa.

"Eh Qil, lu gak curiga gitu sama Bobby ? Tumben banget dia gak nganterin elu." celoteh Nania

"Curiga apaan ?" sahutku aneh, ngapain Nania tiba-tiba ngomong gitu

"Ya masak lu gak curiga sih Qil !" ketus Keyra

"Dia kan udah bilang main ama temen-temenya.", jawabku santai. Ya meskipun aku sedikit memikirkannnya juga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun