Aku titipkan salam yang sudah memudar bak ombak sampai di pantai. Pecah. Membawa cipratan air laut yang mulanya menggulung, pudar terpencar. Biarkan buih kembali menuju laut membawa serpihan rindu tuk kembali berlayar.
Aku melepaskan sepotong rindu yang mengering bak daun kelapa yang gersang. Kerontang berserakan di pinggir pantai Batuhiu. Daunnya terkulai diterjang angin berhembus merobohkan kesetiaan. Patah berkeping berpencar memudar.
Tinggal ombak diisi serpihan buih rindu yang kadang datang di sela angin laut yang menghampiri. Sunyi mengharu meranggas sirna. Pasir pun enggan gemerisik, diam membisu tanpa kata. Tatapan meracau menembus cakrawala menelisik burung camar yang sudah lama tidak pulang. Dia menghilang, jejaknya sulit ditemukan.
Serpihan buih rindu terseret di ujung ombak digenggam gelombang ke daratan yang pasang. Tersisa serpihan buih rindu yang terkikis pasir Batuhiu. Meradang karena rindu tak kunjung pupus hanya terpendam di ujung pandangan sampai rindu pudar. Terkikis serpihan pasir tak berbalas. Menangis kulepas dahaga. Ingin bebas dari bayang-bayang masa silam.
Bandung Barat, 22 April 2021