Ada serpihan kata panitia yang selalu terpatri dalam sanubari.
"Nikmati saja sepuasnya kesempatan hari ini, karena belum tentu terulang di masa mendatang".Â
Tepat sekali.Â
"Diamlah kalian, biar aku satukan hati ini menjadi tekad bulat agar aku percaya diri mampu melampaui. Tak boleh ada yang mau lebih dominan. Kalian berdua, akulah pemiliknya?" kataku memberi perintah.
..........*
Dengan perasaan dag-dig-dug, aku berangkat pagi buta. Jadwalku padat. Selain harus mengikuti ujian sidang, siangnya harus sudah ceck-in di Batam?
Hah, keren.
Dari semalam yang membuat resah bukan sidang, tetapi di ubun-ubun bersahutan kisah konon katanya kalau naik pesawat itu....bla...bla...blaaa.
Wuih, dalam hati aku mau membuktikan kenangan kala dulu. Terkait kebiasaan kami sewaktu di kampung tatkala lihat pesawat melintas di atas kepala, tanpa dikomando kami berhamburan.Â
"Kapal minta " duit"(uang)," sambil berjingkrak-jingkrak dan melambaikan tangan.
"Apakah benar di pesawat (kapal terbang) banyak duitnya?"