Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guru yang Kesepian

14 September 2020   13:23 Diperbarui: 14 September 2020   13:42 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu, bagaimana, Yun? Hebat sudah jadi guru idaman."

"Alhamdulillah, itulah nasib semua sudah ada yang mengatur. Baiklah aku akan mengisahkan hal yang paling menguras emosiku di masa Pandemi Covid-19 ini. Kau tahu pagi itu aku mengalami rasa kangen yang dalam kepada anak-anak.

img-20200914-073525-5f5f042fa5080f179f45d162.jpg
img-20200914-073525-5f5f042fa5080f179f45d162.jpg
Setelah dari bulan Maret 2020 Kementrian Pendidikan resmi menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sejak itu mulailah aku melakukan aktivitas pembelajaran dari rumah. Menjelaskan materi pelajaran dengan video tutorial. Kadang membimbing siswa dengan Video Call. Seringnya memberi tugas lewat WA Grup.

"Asyik dong." kataku menimpali

"Siapa bilang asyik, aku ingat betul kejadian yang aku sendiri heran. Kau pasti gak percaya deh."

"Bagaimana kisahnya, bikin penasaran saja?"

"Sejak malam hari aku merasa ada yang lain yang kurasa. Diawali dari suami yang mengirim video, yang menggambarkan siswa yang sabar melakukan Belajar Dari Rumah (BDR). Tak terasa sembari menikmati tayangan, ada bulir putih meluncur perlahan. Pelupuk mataku basah. Aku rindu kalian."

"Kau tahu tidak, aku sampai tak kuasa meneruskan menonton tayangan sampai tuntas, rasa haru terus menyeruak menerobos relung hati yang paling dalam. Sekilas muncul ide untuk mengalihkan rasa yang bergelora dengan menyetrika. 

Tak disangka dari tumpukan baju menyembul seragam warna drill yang biasa aku kenakan setiap hari. Kupandangi dalam-dalam setelan yang kugantungkan."

.....

"Sungguh aku tak bisa menahan. Sampai di penghujung malam tatkala pagi datang tanpa pikir panjang aku kenakan seragam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun