Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Santri Nasional Bukan Hanya untuk Para "Santri" tapi untuk Seluruh Warga Negara Indonesia

22 Oktober 2020   12:22 Diperbarui: 23 Oktober 2020   17:29 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Hari ini, di media sosial di ramaikan dengan peringatan hari santri nasional. Kenapa tanggal 22 Oktober di peringati hari santri nasional?

Itu tidak lepas dari sejarah yang melatar belakanginya. Merujuk pada satu peristiwa bersejarah, yakni seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca Proklamasi kemerdekaan. Sekutu ini, maksudnya inggris sebagai pemenang perang dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang.

Sehingga, 22 Oktober 19945 dianggap sebagai resolusi jihad di mana santri dan ulama bersatu serta berkorban untuk mempertahankan Indonesia.

Berdasarkan sejarah itu. Di tetapkan 22 Oktober sebagai  hari santri nasional, lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Keppres tersebut ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober.

***

Saya sempat menyangka bahwa "Santri" Itu hanya ditujukan kepada orang-orang yang hidup, dan di bentuk dalam kultur pesantren. Orang-orang yang di luar pesantren tidak di kategorikan sebagai santri.

Sehingga muncul pertanyaan dalam benak saya adalah, apakah orang-orang yang di luar pesantren bisa merayakan hari santri?

Namun, menurut Kamaruddin Amin (Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama) dalam opini Harian Kompas, 22 Oktober 2015, definisi santri tidak tertaut pada satu kelompok saja.

Dia mengatakan jika membaca sejarah perjuangan tokoh-tokoh Islam yang berdarah merah putih, terlihat bahwa mereka memiliki komitmen keislaman dan keindonesiaan yang sangat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun