Mohon tunggu...
Ade Syaeful Bahri
Ade Syaeful Bahri Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan

Guru & Dosen

Selanjutnya

Tutup

Money

Teori Keynes Fakta, Konsumsi Menjawab di Tengah Pandemi Covid-19 (Anomali Kebijakan)

26 April 2020   11:11 Diperbarui: 26 April 2020   11:10 7951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Aliran Ekonomi Keynesian menganjurkan supaya sektor publik ikut campur tangan dalam meningkatkan perekonomian secara umum, dimana pendapat ini bertentangan dengan pemikiran ekonomi yang populer saat itu pemerintah dalam perekonomian. 

Teori ini percaya bahwa pasar yang bebas campur tangan akan mencapai keseimbangannya sendiri. Keynes berpendapat bahwa dalam perekonomian, fihak swasta tidak sepenuhnya diberikan kekuasaan untuk mengelola perekonomian, karena pada umumnya seperti yang dikatakan oleh pemikir beraliran sosialis, pihak swasta bertujuan utama untuk mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dan apabila hal itu dibiarkan maka perekonomian akan menjadi tidak kondusif secara keseluruhan. 

Teori Keynes mengecam kebijakan pemerintah yang terlalu mendorong tabungan dan tidak mendorong konsumsi. Keynes juga mendukung pendistribusian kekayaan secara terkendali ketika diperlukan. 

Teori Keynes kemudian menyimpulkan bahwa ada alasan pragmatis untuk pendistribusian kemakmuran: jika segment masyarakat yang lebih miskin diberikan sejumlah uang, mereka akan cenderung membelanjakannya daripada menyimpannya yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Menurut teori yang telah saya sampaikan, sekiranya narasi terkait teori keynes yang mengakibatkan kebijakan pemerintah kita dalam menangani kasus covid 19 ini cenderung ke arah mencari jalan tengah yg suka tidak suka hasilnya pun menjadi di tengah-tengah, dimana satu sisi negara ingin menyelamatkan warganya dari dampak pandemi covid 19 ini agar tidak terus bertambah kasus positif dan meninggal.

Sisi lain negara juga memikirkan dampak perekonomian yg akan menggangu bahkan bisa mengalami resesi yg ditakutkan para pemimpin negeri ini,  apabila negara secara tegas menutup semua akses pergerakan aktivitas manusia dengan memberikan asupan ekonomi yang cukup kepada seluruh rakyat indoneisa.

Tetapi rasa-rasanya tidak akan mungkin cukup dan berdaya karena kemampuam moneter kita jauh dari kata cukup Menurut Sri mulyani Akibat wabah penyakit virus korona di Tiongkok, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksikan berada di bawah 5 persen. yang disampaikan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020). 

Bahkan Sri Mulyani mengakui laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama akan melambat di bawah 5 persen, akibat wabah virus korona di Tiongkok. Kondisi tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo, ungkapnya. 

Ini menjadi sinyal merah yang buruk bagi perekonomian kita yang pastinya jangan sampai terjadi yang di katakan oleh keynes yaitu terjadi "great depresion". 

Oleh karena itu cara yang paling efektif sekarang ini dalam memutus mata rantai penyebaran covid 19 ini adalah perlu adanya kerjasama yang kuat sesama komponen bangsa untuk masing-masing mengedepankan kebersamaan (ta'awun) kolektif kolegial dan berpikir positif serta berkhusnuzhan kepada semua pihak serta mengesampingkan ego sektoral dan egosentris, history ideologis dan politis untuk sama-sama berjuang menghadapi bersama virus ini agar hilang dari muka bumi dan indonesia, agar kehidupan bisa berjalan normal kembali, dan kita mulai membangun kembali negara ini menjadi bangsa yang semakin baik perekonominya..Aamiin Penulis : ketua Guru Ekonomi Kota Bekasi (Ade Syaeful Bahri, M.Pd)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun