Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berbakti Pada Orang Tua Itu Bukan Sekadar Kewajiban, tapi Kesempatan

9 Mei 2022   10:44 Diperbarui: 10 Mei 2022   15:15 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjaga dan berkomunikasi bersama lansia. (Dok Garda Oto via kompas.com)

Ada cerita yang tertinggal di dalam hatiku dari perjalanan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri kemarin.

Yaitu, ketika aku bertemu dengan banyak orang tua yang meski sudah tua, menyandang penyakit tertentu, tapi masih bisa melakukan banyak hal. Meski dengan langkah terseret karena kaki yang sakit, mereka tetap berusaha pergi beribadah. 

Jika tidak mampu shalat normal, mereka shalat sambil duduk. Mereka juga berusaha keras untuk bisa berpuasa, meski terkadang kondisi penyakit yang diderita membuat mereka harus membatalkan puasanya untuk alasan menjaga kesehatan. Dan mereka berusaha keras untuk bisa bersedekah.

Ada juga pasangan lansia yang saling bantu satu sama lain meski kondisi keduanya sedang kepayahan. Yang satunya lemah, sulit bergerak karena menyandang stroke, yang satunya lagi kondisinya juga tidak berbeda jauh. 

Keduanya mengalami serangan vertigo yang cukup parah. Tapi keduanya tetap berusaha untuk tidak mau memberikan beban tambahan untuk anak-anaknya. 

Berdua mereka saling gandeng tangan untuk berjalan membeli sayur di tukang sayur, ketika anak-anak sudah pergi bekerja ke kantor. Rumah sepi, dan pasangan suami istri lansia berusaha membersihkan rumah semampu mereka. 

Menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan perabot, menyapu halaman. Mungkin, bagi orang muda semua pekerjaan ini bisa selesai dalam waktu kurang dari dua jam. Tapi di tangan pasangan suami istri usia lanjut alias lansia, semua pekerjaan ini harus dikerjakan secara perlahan dan itu memakan waktu berjam-jam. 

"Sabar ya ma, pa, jika gajiku sudah naik, mungkin aku akan mencari pembantu yang bisa membantu pekerjaan rumah. Saat ini situasi ekonominya masih sulit." kalimat anak terdengar lirih diucapkan pada kedua orang tuanya. Membuat kedua orang tua menjawab dengan tak kalah lirihnya.

"Tak mengapa, nak. Kamu konsentrasi saja pada karirmu. Biar papa dan mama yang menjaga dan merawat rumahmu. Kami sudah tua, tidak bisa kemana-mana juga dan tidak ada yang dikerjakan pula. Jadi, biar kami ikut membantumu semampu kami. 

Uang lebihmu ditabung saja, siapa tahu istri atau anakmu membutuhkannya suatu hari nanti."

Mungkin ada sebagian kecil anak yang bercita-cita untuk tidak mau menyusahkan orang tuanya. Sebagian yang lain, merasa bahwa cita-cita seperti ini tidak ada dalam agenda mereka. Sebagian sisanya tidak peduli apakah akan menyusahkan atau tidak.

Tapi, aku bisa memastikan bahwa semua orang tua bercita-cita untuk tidak mau menyusahkan anak-anak mereka.

lansia sedang berjemur di pagi hari (gambar buatan sendiri)
lansia sedang berjemur di pagi hari (gambar buatan sendiri)

Ini pasti. Itu sebabnya meski harus merasa kaki sakit seperti ditusuk-tusuk ketika berjalan, lansia tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka tanpa perlu banyak minta tolong pada anak mereka. 

Meski tubuh sudah merasa sering mengantuk dan cepat lelah, para lansia tetap berusaha untuk bisa memperbaiki barang pribadi mereka. 

Sendal yang copot disambung dengan peniti, baju yang robek ditambal, tali kolor yang kendur diikat lebih ketat. Menumbuk obat tradisional sendiri, dan memikirkan cara praktis agar mereka tidak terlihat terlalu kepayahan. 

Seperti membuat tali jemuran sependek mungkin, karena pinggang terasa sakit jika harus meregang ke atas agar bisa menjemur. Membuat tongkat yang nyaman dari bilah kayu agar bisa membantu berjalan. 

Jika dilihatnya anaknya sibuk mengasuh cucu, mereka tak segan menawarkan bantuan untuk ikut mengasuh cucu. Terkadang, ikut mengangkat jemuran yang sudah kering. Atau menyapu halaman yang kotor oleh daun yang gugur. 

Pokoknya, para lansia selalu berusaha untuk bisa membantu anaknya, semaksimal usaha yang bisa mereka lakukan.

Tanpa bantuan anak-anaknya, sesungguhnya, setiap orang tua insya Allah bisa membantu dirinya sendiri. Karena takdir Allah atas diri mereka terjadi secara alami, jadi meski kepayahan mereka masih mampu menangani diri mereka sendiri.

Menjadi tua itu tidak serta merta tiba-tiba loh. Ada prosesnya. Seiring waktu, pendengaran berkurang. Seiring waktu epnglihatan berkurang. Seiring waktu, tulang mulai melemah, penyakit semakin bertambah. Mungkin awalnya lutut terasa sakit jika dipakai buat berjalan. 

Tapi, perlahan mereka belajar, berapa detik serangan sakit datang. Lalu mereka berusaha beradaptasi dengan rasa sakit karena penyakit tuanya. Adaptasi ini dimaksudkan agar tidak menyusahkan orang lain, terutama menyusahkan anak-anaknya. 

Seiring bertambah waktu, ada banyak sekali penyesuaian yang sudah para orang tua lakukan demi bisa tetap mandiri dan tidak menyusahkan anaknya.

Dan ketika waktu telah berakhir, kematian datang.

Masalahnya, ketika waktu berakhir dan para orang tua meninggal dunia, kita para anak, kehilangan kesempatan untuk berbuat baik pada mereka. 

Kita para anaklah yang kehilangan kesempatan untuk merajut kenangan bercengkerama dengan para orang tua kita. Dan kita kehilangan kesempatan untuk melatih kesabaran dan menempa rasa ikhlas ketika bersosialisasi dengan orang tua kita.

Jadi, berbakti pada orang tua itu sama sekali bukan sekadar kewajiban. Tapi kesempatan yang diberikan pada anak jika mereka ingin menjadi anak yang sholeh. 

Sesungguhnya, berbakti pada orang tua itu adalah kesempatan yang Allah berikan pada kita sebagai anak. Karena kelak  sama seperti para orang tua kita, kita juga akan mengalami kepayahan demi kepayahan menjalani sisa usia di masa tua, sebelum akhirnya  kematian datang menjemput.  

Dan setelah kematian terjadi, kita akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang pernah kita lakukan selama hidup di dunia.

Untuk apa rezekimu digunakan?
Untuk apa kesehatanmu digunakan?
Untuk siapa saja kemampuan fisikmu disalurkan manfaatnya?

Jadi, manfaatkan kesempatan yang ada selagi kita mampu dan masih diberi hidup di dunia ini. Orang tua tidak butuh bantuan kita.  Kitalah yang butuh kesempatan untuk bisa membantu mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun