Ini bukan tentang meromantisasi masa lalu, tetapi mengajak kita untuk membandingkan dengan kritis. Apakah modernitas selalu identik dengan kemewahan? Apakah memori indah harus dibungkus dengan biaya tinggi? Ataukah justru ada nilai-nilai yang patut dipertahankan dari masa lalu, seperti kesederhanaan, kehangatan, dan kesetaraan?
Budaya kelulusan semestinya menjadi refleksi, bukan pameran. Ia harus menjadi ajang apresiasi bersama, bukan pembuktian status ekonomi. Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh dengan nilai-nilai yang sehat, maka sudah saatnya kita merefleksikan kembali: apakah bentuk acara kelulusan saat ini benar-benar membentuk karakter mereka, atau sekadar simbol sosial semu?
Mungkin sudah saatnya kita menata ulang tradisi. Bukan untuk kembali ke era 80-an secara utuh, tapi untuk mengambil intisari nilai-nilainya: kesederhanaan, kebersamaan, dan bermakna. Karena pada akhirnya, bukan seberapa megah panggungnya, tetapi seberapa dalam kenangan dan pelajaran yang dibawa anak-anak kita setelah hari itu berlalu.
Apakah kita siap menyederhanakan kembali sesuatu yang seharusnya menjadi sederhana?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI