Mohon tunggu...
Addin LailaMaharani
Addin LailaMaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just an Archive

It's me Addin Laila Maharani, just the ordinary girl that love writing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

LGBT dalam Perspektif Agama, Psikologi, dan HAM

7 Desember 2021   17:52 Diperbarui: 7 Desember 2021   17:58 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini fenomena lesbian,gay,biseksual dan trasgender atau yang sering disebut dengan LGBT semakin marak di Indonesia. Berbagi lembaga survei menyebutkan bahwa setidaknya ada 3% komunitas LGBT dari keseluruhan total penduduk di Indonesia. Maraknya lgbt di Indonesia ini dikarenakan banyak negara liberal yang memberikan pengakuan dan kebebasan terhadap kaum LGBT ini, dan negara tersebut juga menganggap bahwa LGBT ini sebuah lifestyle yang menganggap pandangan heteroseksualitas sebagai konservatif dan tidak berlaku bagi semua orang.

Dalam merespon maraknya kaum lgbt di Indonesia ini terbagi menjadi 3 perspektif, yaitu prespektif agama, psikologi dan HAM.

Dalam perspektif agama sendiri, lgbt ini termasuk kedalam dosa besar karena bertentangan dengan norma agama, norma susila dan sangat bertentangan dengan hukum Allah dan juga fitrah manusia, karena fitrahnya manusia diciptakan secara berpasangan yaitu laki laki dan perempuan.

Selanjutnya dalam prespektif HAM nah, bagi kelompok pro lgbt mereka mengklaim hak asasi mereka untuk memilih lgbt. Berlindung di balik Hak Asasi Manusia atau HAM mereka menuntuk untuk dilindungi hak hak asasinya. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, dan oleh karena itu, harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapa pun. Padahl di Indonesia sendiri tidak ada undanga undang atau peraturan khusus untuk menyediakan atau menjamin keselamatan dan keamanan para komunitas lgbt. Bahkan di aceh, homoseksualitas merupakan sesuatu yang ilegal dibawah hukum syariat islam dan diancam dengan hukuman cambuk,penjara atau denda.

Nah dalam prespektif psikologi sendiri awalnya dalam DSM I (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Desorder) dan DSM II, homoseksualitas dianggap sebagai penyimpangan yang termasuk kedalam gangguan jiwa. Namun setelah beberapa kali mendapat kritikan pada tahun 1973 APA (American Psychiatric Association) dalam DSM III, mengeluarkan homoseksual dari salah satu ke[1]lainan jiwa atau kelainan seks. Setelah dikeluarkan olah APA dari DSM maka LGBT dianggap sebagai perilaku yang alamiah dan normal Berbeda dengan versi APA tersebut, menurut psikiatri Fidiansyah (Wakil Seksi Religi Spiritualitas dan Psikiatri dari Perhimpunan Dokter Spasilalis Kejiwaan Indosenia (PDSKJI), bahwa LGBT termasuk penyakit gangguan jiwa, dan bisa menular kepada orang lain. Fidiansyah membantah pendapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa LGBT bukan sebuah penyakit. Berdasarkan latar pemikiran ketiga perspektif di atas, menggambarkan adanya perdebatan legalisasi LGBT di Indonesia yang masih multi tafsir (pro dan kontra) baik dari perspektif Hukum Islam, HAM dan Psikologi.

pic from viva.id
pic from viva.id

Sebenarnya dalam Al quran sendiri hukum LGBT dalam islam ini sangat dilarang karena sejatinya manusia diciptakan berpasangan dan mengatur tentang kecenderungan orientasi seksualnya didasarkan pada pasangannya dan untuk mengembangkan keturunan antara suami-istri melalui pernikahan. Ketentuan ini diatur dalam Q.S An-Nisa ayat 1 yang artinya "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kamu yang telah mencipta[1]kan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah mengembangkan keturunan lelaki dan wanita yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama[1]Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silatur[1]rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu". 

saran dari saya sebagai penulis, its okay to different, but think about your family and please comeback to the origin. ingat, Allah mungkin ngasih kebahagiaan sekarang tapi siksaan di akhirat nanti akan sangat menyakitkan dan membuat kamu lupa akan kebahagiaan yang kamu rasakan sekarang. 

saya tau pasti susah jika ingin mengubah apa yang kita sukai, tapi percayalah perubahan yang perlahan akan menjadi sangat luar biasa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun