Mohon tunggu...
Adam Setiawan
Adam Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta FDIKOM ( PMI )

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Dakwah Dalam Islam : Dari Zaman Rasulullah Hingga Masa Konteporer

19 Juni 2025   23:30 Diperbarui: 19 Juni 2025   23:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dakwah pertama dilakukan secara sembunyi-sembunyi di Makkah, selama tiga tahun. Rasulullah mengajak keluarga, sahabat dekat, dan mereka yang hatinya lembut terhadap kebenaran. Setelah itu, beliau diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka. Tantangan pun datang. Penolakan keras, intimidasi, bahkan kekerasan fisik tak terhindarkan. Namun, Rasulullah tak mundur. Dakwahnya penuh hikmah dan kesabaran.

Peristiwa hijrah ke Madinah menjadi titik balik. Di sana, dakwah berkembang menjadi kekuatan sosial-politik. Rasulullah membangun masyarakat madani---sebuah komunitas plural yang hidup dalam keadilan dan kesetaraan. Dakwah tidak hanya berupa lisan, tetapi diwujudkan dalam sistem sosial, ekonomi, dan hukum Islam.

Setelah wafatnya Rasulullah, estafet dakwah dilanjutkan oleh para khalifah. Abu Bakar memerangi kemurtadan dan menyatukan kembali umat. Umar bin Khattab membawa dakwah ke luar Jazirah Arab---ke Persia, Syam, dan Mesir. Dakwah kini menjadi bagian dari ekspansi peradaban. Di setiap wilayah baru, Islam disebarkan dengan pendekatan damai dan adaptasi budaya lokal. Khalifah Utsman memperluas wilayah dakwah dan membukukan Al-Qur'an. Ali bin Abi Thalib melanjutkan perjuangan meski di tengah konflik internal.

Pada masa Bani Umayyah, dakwah dilakukan dengan pendekatan struktural dan pemerintahan. Islam menyebar hingga ke Spanyol dan Asia Tengah. Meski sempat kental nuansa politik, penyebaran agama tetap berlangsung melalui ulama dan pedagang.

Masa Abbasiyah menjadi era keemasan intelektual Islam. Dakwah bersinergi dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra. Kota Baghdad menjadi pusat peradaban. Pemikiran Islam berkembang pesat dan menarik perhatian dunia. Dakwah kini tidak hanya melalui pidato atau perang, tetapi melalui karya ilmiah, dialog antaragama, dan diplomasi budaya.

Kini, dakwah memasuki babak baru. Teknologi dan media sosial menjadi medan dakwah paling luas. Ustaz dan dai tak lagi hanya di mimbar masjid, tetapi juga di layar ponsel. Video pendek, podcast, hingga webinar menjadi sarana menyampaikan pesan Islam kepada jutaan orang dalam waktu singkat.

Namun, tantangan baru pun muncul: hoaks berbungkus agama, polarisasi dakwah, hingga komersialisasi dakwah. Oleh karena itu, dakwah masa kini membutuhkan literasi, profesionalisme, dan keikhlasan. Dai bukan hanya harus paham agama, tapi juga memahami psikologi masyarakat, teknologi, dan dinamika zaman.

Sejarah dakwah Islam adalah kisah tentang keteguhan, adaptasi, dan cinta kasih. Dari Gua Hira hingga ruang digital, dari padang pasir hingga pelosok desa, dakwah terus hidup dalam berbagai bentuk dan strategi. Satu hal yang tidak berubah: ia selalu menjadi cahaya---yang menuntun manusia dari kebodohan menuju pengetahuan, dari kebencian menuju cinta, dari gelap menuju cahaya iman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun