Mohon tunggu...
Adam Setiawan
Adam Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta FDIKOM ( PMI )

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Dan Etos Dalam Berdakwah

19 Juni 2025   22:26 Diperbarui: 19 Juni 2025   22:26 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam kehidupan masyarakat yang penuh dinamika dan tantangan, dakwah menjadi jembatan penting untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan ajaran Islam. Namun, dakwah bukan hanya perkara menyampaikan pesan---ia menuntut lebih dari sekadar berbicara. Ia membutuhkan akhlak, kepekaan sosial, serta semangat kerja yang tinggi. Di sinilah pentingnya etika dan etos dalam berdakwah, dua nilai fundamental yang menjadi penentu apakah dakwah dapat diterima atau justru ditolak oleh masyarakat.

Etika dalam berdakwah merujuk pada sikap dan cara penyampaian yang mencerminkan nilai-nilai Islam itu sendiri: sopan, santun, penuh kasih, dan menghargai perbedaan. Rasulullah adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak, tidak mencela keyakinan orang lain, dan selalu mengedepankan kelembutan. Dalam Al-Qur'an pun Allah berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik..." (QS. An-Nahl: 125). Ayat ini menjadi fondasi utama bahwa dalam berdakwah, cara penyampaian harus sejalan dengan isi dakwah itu sendiri.

Bayangkan seorang dai yang menyampaikan ajaran dengan kata-kata kasar, merendahkan pihak lain, atau merasa paling benar. Alih-alih mendekatkan hati, sikap seperti ini justru akan menjauhkan orang dari pesan kebenaran. Maka, etika bukan sekadar pelengkap, melainkan jiwa dari sebuah dakwah. Ia adalah wujud nyata dari adab, dari akhlak Qur'ani yang hidup dalam diri sang pendakwah.

Sementara itu, etos dalam berdakwah berbicara soal semangat, konsistensi, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas dakwah. Seorang dai sejati tidak mudah menyerah meski menghadapi penolakan, tantangan, bahkan cemoohan. Etos dakwah juga mencerminkan kerja keras dan ketekunan dalam menggali ilmu, memahami konteks sosial, dan memperbaiki diri. Berdakwah bukan pekerjaan sambilan, tapi panggilan hidup yang harus dijalani dengan integritas.

Etos ini pula yang mendorong seorang pendakwah untuk tidak berhenti belajar dan berbenah. Ia sadar bahwa dakwah bukan hanya soal menyampaikan, tapi juga menampilkan contoh nyata dalam kehidupan. Ia tahu bahwa dirinya adalah cerminan dari apa yang ia serukan. Jika ia menyeru pada kejujuran, maka ia harus menjadi yang paling jujur. Jika ia berbicara tentang kasih sayang, maka sikapnya harus penuh kasih. Di sinilah etos dan etika saling bersinergi, membentuk sosok dai yang bukan hanya dihormati, tapi juga dicintai.

Dalam konteks sosial-budaya yang majemuk seperti Indonesia, etika dan etos dakwah menjadi semakin penting. Masyarakat kita terdiri dari berbagai latar belakang agama, adat, dan cara pandang. Maka, berdakwah tidak bisa dilakukan secara serampangan. Dibutuhkan kearifan lokal, komunikasi yang inklusif, serta kesadaran bahwa dakwah bukan alat dominasi, tapi sarana pembinaan.

Etika mengajarkan kita bagaimana berdakwah dengan cara yang lembut dan bijaksana. Etos mengajarkan kita untuk konsisten, sabar, dan bekerja keras dalam menyampaikan kebaikan. Keduanya adalah sayap yang akan membawa dakwah terbang tinggi---menyentuh hati, bukan sekadar telinga.

Dan pada akhirnya, dakwah yang lahir dari hati yang tulus, dibimbing oleh etika yang baik, dan didorong oleh etos yang kuat akan melahirkan perubahan sosial yang damai, beradab, dan bermartabat. Sebab dakwah sejati bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga tentang bagaimana ia dihidupkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun