Mohon tunggu...
Adam Krisna
Adam Krisna Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Cuaca Panas Ekstrem terhadap Pola Hidup Masyarakat

31 Oktober 2023   17:29 Diperbarui: 31 Oktober 2023   18:12 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://poskota.co.id/2023/04/25/cuaca-panas-ekstrem-di-indonesia

Adam Krisna / 22107020038

Sebagai seorang mahasiswa yang harus menempuh perjalanan jauh antara rumah dan kampus, saya sering mengalami tantangan yang signifikan akibat cuaca panas yang ekstrem belakangan ini. Perjalanan yang memakan waktu panjang dan terkadang tak tertahankan di bawah terik matahari membuat saya rentan terhadap kelelahan dan ketidaknyamanan. Selain itu, panas yang berkepanjangan ini juga secara negatif memengaruhi fokus dan produktivitas saya dalam belajar. Saya merasakan penurunan signifikan dalam kemampuan konsentrasi saya dan merasakan peningkatan keletihan yang berdampak pada kemampuan saya untuk belajar secara efektif.

Selama beberapa bulan ini, sebagian wilayah Indonesia mengalami cuaca panas yang intens. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu terpanas mencapai 35 - 38 C pada siang hari di sejumlah wilayah. Terlihat bahwa kondisi kali ini berbeda dari musim kemarau biasanya, dengan kekeringan yang lebih terasa dan panas yang menyengat di kulit.

Dalam website resmi BMKG dijelaskan bahwa fenomena suhu panas yang intens terjadi belakangan ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer. Saat ini, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Jawa hingga Nusa Tenggara, cenderung cerah dengan pertumbuhan awan yang minim, terutama pada siang hari. Hal ini menyebabkan sinar matahari mampu menembus atmosfer tanpa hambatan, sehingga suhu udara terasa sangat panas. 

Sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di sekitar ekuator, masih mengalami musim kemarau, sementara sebagian lainnya memasuki periode peralihan musim.Lanjut dalam keterangan resminya BMKG memperkirakan bahwa kondisi cuaca panas yang ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut hingga bulan Oktober. Oleh karena itu, disarankan kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan kesehatan tubuh dan menjaga asupan cairan yang cukup, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Upaya ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya akibat paparan panas yang berlebihan.

Kondisi paparan cuaca panas ini dapat membahayakan kesehatan, meningkatkan rasa lelah, stres, dan gangguan tidur, serta menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit menular, seperti flu dan pilek. Kondisi cuaca yang panas dan lembap juga memfasilitasi masuknya kuman ke dalam tubuh. Selain itu, panas yang berlebihan dapat menyebabkan heat stroke atau serangan panas. Gejala yang sering terjadi akibat serangan panas termasuk pusing, sakit kepala, kulit kering dan kemerahan, dehidrasi, gangguan keringat, mual, muntah, kelemahan otot, kram, detak jantung yang tidak teratur, dan perubahan perilaku seperti kebingungan, kebingungan, kegelisahan, dan mudah marah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan tanda-tanda tersebut dan mengambil langkah pencegahan yang tepat saat cuaca panas melanda.

Charles Tilly adalah seorang sosiolog terkemuka yang dikenal karena kontribusinya dalam memahami dinamika perubahan sosial melalui perspektif aksi kolektif. Ia memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi secara tiba-tiba atau spontan, melainkan sebagai hasil dari serangkaian aksi kolektif yang dilakukan oleh kelompok masyarakat tertentu. Apabila hal ini dikaji menggunakan teori perubahan sosial Charles tilly Tilly menekankan bahwa perubahan sosial sering kali muncul sebagai hasil dari aksi kolektif yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. 

Dalam kasus ini, reaksi terhadap kondisi cuaca panas yang ekstrem dapat dilihat sebagai respons kolektif dari masyarakat, terutama dalam upaya mengatasi risiko kesehatan dan kesulitan yang dihadapi. Misalnya, perhatian yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan informasi dan saran kepada masyarakat dapat dianggap sebagai bagian dari aksi kolektif yang bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca panas yang berlebihan.

Selain itu, perubahan cuaca yang tidak biasa ini juga mendorong adanya perubahan dalam pola hidup sehari-hari masyarakat, seperti peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan asupan cairan yang cukup. 

Upaya tersebut dapat diinterpretasikan sebagai hasil dari aksi kolektif yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk melindungi diri dari dampak negatif cuaca panas yang ekstrem. Dengan demikian, dalam analisis menggunakan teori perubahan sosial Charles Tilly, kondisi cuaca panas yang ekstrem ini dapat dipahami sebagai pemicu bagi terjadinya aksi kolektif yang bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, termasuk mahasiswa, dalam kehidupan sehari-hari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun