Barulah sehabis rombongan ini aku yang jadi marapulai, tepatnya tahun 1995. Dan aku marapulai terakhir yang ijazahnya ditandatangani langsung oleh Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. Buya wafat tahun 1996, setahun setelah aku tamat Marapulai Tafsir.
Buya wafat di RS Ibnu Sina Padang. Aku dan Ardindas santri yang disuruh pulang duluan dari rumah sakit, karena waktu itu belum ada telp dan HP yang bisa menghubungkan komunikasi.Â
Lima menit kami tiba di surau, bunyi serine ambulan meraung-raung. Orang banyak berdatangan. Dari pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, MTI Batang Kabung dan pesantren lainnya ikut melayat, melihat dan memberikan penghormatan terakhir kepada Buya. Begitu juga alumni dari berbagai daerah berdatangan ketika mendengar kabar gurunya telah pergi untuk selamanya.Â
Sampai-sampai anjung penuh oleh yang ikut menshalatkan. Shalat jenazah diimani anaknya; Amiruddin Shaleh. Termasuk pesan dan kesan juga disampaikan anak Buya yang tua itu.