Bagi Azwandi Rahman berpolitik cukup dalam satu partai; PKB. Meskipun banyak partai politik lain yang mengajaknya untuk bergabung akhir-akhir ini, dia tetap memilih untuk bertahan di luar jalur struktur PKB. Kini, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat ini lebih memilih berjuang di kalangan kader, yang sampai ini hari terus bertambah.
Mereka itu adalah orang-orang yang pernah singgah di IPNU, PMII dan organisasi lainnya. Orang seperti itulah yang selalu di berikan motivasi dan informasi idiologi oleh Azwandi Rahman bersama rekan-rekannya. Hal itu dimaksudkan, agar perjuangan NU dan PKB ke depannya tetap stabil dan terus berkesinambungan di tengah masyarakat.Â
Sebab, kader loyalitas dalam sebuah kelompok masyarakat adalah hal terpenting yang tak boleh di tiadakan. Para kader itu di sebar pada berbagai kelompok masyarakat untuk mempengaruhi kelompok lainnya, agar bisa mengembangkan idiologi Aswaja demikian.
Dari masa kemasa perkembangan PKB di Sumatera Barat di lihat Azwandi Rahman cukup baik, dan perlu ditingkatkan. Apalagi belakangan ini komunikasi Ketua DPW PKB; H. Febby Datuak Bangso Nan Putiah dengan DPP PKB cukup baik dan berjalan sesuai tuntutan partai itu sendiri. Tinggal lagi memperbanyak pelatihan kader, hingga ke tingkat paling bawah. Sebab, kader bawahlah yang akan mengawal sekaligus pioner dari suara PKB di tengah masyarakat.Â
Di samping itu, perlu juga jaringan lainnya, mengingat masih lemahnya struktur kepengurusan di seluruh daerah. Jaringan itulah yang diharapkan sebagai kekuatan penopang. Mereka bicara PKB pada saatnya tiba. Kini, biarkanlah mereka berkembang, berkelana ke sana ke mari, mencari berbagai terobosan baru, sambil juga di tingkatkan terus pemahaman idiologinya tentang Aswaja.
Azwandi Rahman pada saat PKB hadir pertama kali di Sumbar dipercaya sebagai anggota Panitia Pemilihan Daerah (PPD I) Provinsi Sumatera Barat mewakili partai PKB. Sebab, pada Pemilu pertama di era reformasi itu di laksanakan oleh partai peserta Pemilu itu sendiri. Pada saat kepengurusan pertama, Azwandi Rahman adalah Wakil Sekretaris, yang Ketua Dewan Tanfidz-nya; H. Nazar Sidin.Â
Selesai Pemilu, pada tahun 2002 PKB Sumbar menggelar Muswil pertama atau tepatnya setelah mengikuti Muktamar I di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2000, Azwandi Rahman menjabat Sekretaris, yang Ketua-nya; H. Amirdas Datuak Kudo Bagak. Agaknya, dia orang yang termasuk sempurna dalam pemahaman idiologi PKB. Banyak bersinggungan dengan berbagai lapisan pengurus teras di DPP PKB.Â
Satu hal yang perlu dicatat, beliau mengenal dan dikenal oleh Maha Guru PKB; Gus Dur. Perlu diketahui, meskipun berada di PKB, untuk dikenal oleh Gus Dur tak mudah. Apalagi bagi pengurus partai di daerah, yang sangat jauh jangkauannya dengan Gus Dur yang telah menjadi tokoh internasional dan dunia.
Di internal NU, di samping dipercaya sebagai salah seorang pengurus harian PWNU Sumbar, Azwandi Rahman juga salah seorang Dewan Penasehat Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor. Dia pernah juga menjabat salah seorang pengurus DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Hebatnya, orang lain masuk KNPI, apalagi KNPI Pusat berbasiskan OKP. Azwandi Rahman sama sekali tanpa menyandang jabatan apapun di OKP tertentu bisa masuk KNPI.Â
Meskipun sejak Pemilu yang diikuti PKB, Sumbar belum pernah mengirim utusannya ke Senayana, Azwandi Rahman berharap Pemilu mendatang PKB bisa untuk hal demikian. "Syaratnya itu tadi. Perbanyak pelatihan, buat jaringan di luar partai, di samping juga memperkuat basis partai yang sudah ada dan pastikan orang yang jadi pengurus merupakan orang yang mau dan mempunyai kemampuan untuk itu," harapnya.