Mohon tunggu...
Michael Aditya
Michael Aditya Mohon Tunggu... Insinyur - Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Start my career from motorcycle repair person, PPIC person in manufacturing, IT Practitioner, IT Enthusiast, Hypnotherapist and very interested in Self-Healing and Pure Consciousness.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Penting

27 Februari 2020   17:05 Diperbarui: 27 Februari 2020   17:07 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Siapakah "Orang Penting" di sini? Orang yang kita anggap berpengaruh bagi dan untuk kehidupan kita, baik itu yang berjasa di masa lalu maupun yang akan berjasa bagi kita di masa yang akan datang (paling tidak itu jyang akan anda harapkan berjasa bagi anda di masa yang akan datang).

Di dalam tatanan masyarakat kita Orang Penting bisa berarti yang di "Tua-kan" yang dihormati, sesepuh, living legend, saksi hidup, maupun ornag yang memiliki pengaruh di dalam komunitas itu.

Kalau di dalam dunia kerja? Menurut anda siapa? Atasan kita? Orang yang mengajak masuk ke perusahaan itu? Relasi? Rekan kerja? Bahkan bawahan. Kadang kala calon Klien atau calon rekanan kerja yang kita harapakan akan menjalin kerjasama dengan kita nantinya.

Mari kita bahas di dalam dunia kerja terlebih dahulu, karena kejadian ini terjadi di lingkungan kerja saya, oleh karena itu saya akan membahas yang ada di dunia kerja. Di tempat kerja saya yang bergerak di bidang Jasa Konsultansi, yang secara tidak langsung akan sering bersentuhan dengan pribadi-pribadi yang bermacam-macam, baik itu yang berasal dari pemerintahan maupun dari swasta atau perorangan.

Kemarin saya melihat percakapan atasan saya dengan team yang lain di dalam sebuah percakapan di Group Whatsapp, ketika kita memutuskan bahwa orang tersebut atau pribadi tersebut sebagai "Orang Penting" maka secara tidak langsung maka kita menaikkan derajadnya atau menaikkan levelnya di atas kita, kita berikan sebutan "Beliau", "Bapak", "Ibu", "Tuan" dan sebutan lainnya yang digunakan untuk memberikan penghormatan.

Di satu sisi hal ini akan menyebabkan kita untuk memberikan perlakuan yang lebih terhadap orang tersebut, baik karena jasa yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan (harapan kita bisa menerima benefit sesudahnya). Pertanyaannya adalah, apakah kita memperlakukan semua klien sama? Ataukah kita memperlakukan Klien berdasarkan nilai Project atau pekerjaan yang akan dan sudah kita terima?

Mari kita beralih kepada kehidupan kita sehari-hari. Siapa "Orang Penting" di kehidupan kita? Orang tua kita? Suami atau istri kita? Sudara-saudara kita? Anak-anak kita? Bahkan assiten rumah tangga kita? Kemudian apakah ini permanen atau kondisional? Coba kita renungkan sebentar.....

Kalau di Ilmu Quantum Physics, semua materi di dunia ini terdiri dari Quark dan kehampaan. Artinya di dalam ilmu Quantum Physics kita semua sama, tidak ada yang penting dan yang kurang penting. Begitu pula di kehidupan ini, ketika kita memperlakukan seseorang sebagai "Orang Penting" maka tertempel (Attached) juga harapan, rasa terima kasih, perlakuan yang beda dengan orang lainnya. Kurang lebih seperti itu dan banyak tambahan-tambahan lainnya.

Bagaimana kalau kita lihat dengan cara yang berbeda mulai saat ini? Coba anggap orang-orang bahkan benda-benda dan hewan-hewan di sekitar kita itu adalah "Penting" karena pada dasarnya kita semua Ciptaan Tuhan, hanya "Label" yang membedakannya, mari kita lupakan "Label" kita lihat sesama dan lingkungan kita adalah Ciptaan Tuhan yang indah adanya. 

Mulai dari penciptaan awalnya dan tujuannya, semuanya indah dan semuanya penting. Karena tidak ada di dunia ini yang diciptakan tanpa tujuan, semua terdiri dari Quark dan energi, dan semuanya terkoneksi dalam gelombang kehidupan, semua perbuatan di masa lalu akan mempengaruhi kejadian sekarang dan semua perbuatan sekarang akan mempengaruhi masa depan.

Mari kita lihat semua di dunia ini sebagai "Orang Penting" seburuk dan sebaik apapun itu......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun