Mohon tunggu...
Warits Annihab
Warits Annihab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hiduplah sesuai dengan hidup kamu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu, Pahlawan Tanpa Jasa

22 Desember 2022   05:25 Diperbarui: 22 Desember 2022   05:32 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, kepatuhan anak terhadap orang tua mulai mengalami dekadensi, baik dari sikapnya hingga pada ucapannya, padahal orang tua merupakan seseorang yang wajib dihormati, karena Dialah kita bisa tumbuh dan besar seperti saat ini, banting tulang demi memberikan sesuap nasi,sedangkan kita hanya menikmati. Apalagi seorang Ibu, tidak bisa dibandingkan dengan banyaknya harta atau hanya percintaan kita kepada seorang wanita, jasanya bagitu besar, karenaitulah kita perlu bersabar menghadapi cecaran dari Beliau.

Sebagai seorang anak, patuh dan taat adalah kewajiban yang harus diprioritaskan, mulai dari membantunya, memuliakannya hingga pada aturannya. Mengingat, sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW. " Aljannutu Tahta Aqdamil-ummahat" (Syurga terletak di bawah kaki Ibu).(republik.co.id) Dengan hadits itu, kita sebagai seorang anak, tentu dalam melakukan sesuatu harus dapat izin dari seorang Ibu. Baik itu sifatnya umum maupun sifatnya individu.

Berbicara soal pekerjaan, dimana perkembangan makin instan, arus globalisasi makin menekan, tentu, dalam melakukan sesuatu tidak harus terburu-buru, biar pencapaian kita dinikmati hingga anak cucu. Jika pekerjaan mendapatkan perizinan, maka keberkahan dan kemanfaatan bagi orang lain menjadi jaminan, walau terkadang kita harus menempuh perjalanan yang sangat panjanguntuk mencapai cita-cita dan angan, dan itu pasti akan ada berbagai rintangan dan godaan. Namun doa Ibu menjadi taruhan akan keberhasilan yang kita inginkan.

Ibu adalah seorang motivator, menghilangkan sikap dan otak pada diri yang kotor, mengajarkan,membina bahkan memberikan contoh layaknya inspirator, tentu hal yang tak mudah dijalani bagi seorang Ibu, terkadang Dia harus merelakan waktunya bagi anak semata wayangnya, sepertikisah Nafisah yang membesarkan anak-anaknya hingga menjadi Doktor. Nafisah diketahuimerupakan single parent atau janda. Ia membesarkan 12 anaknya seorang diri sejak suaminya meninggal di tahun 1996. Dia bercerita tentang pengalaman mendidik anaknya " dulu anak-anak pada nurut, kalau dikasih tau ngomong itu ngerti. Nurut. Saya nggak pernah mukul anak, kalau saya ngomong secara lemah lembut, anak kalau dikerasi mereka lebih keras, jadi harus lemah lembut," (merdeka.com 2020). 

Perjalanan seorang Ibu telah menjadi keniscayaan dari Tuhan, walau selalu menjadi cibiran dari anak-anak tersayang, tetapi Dia tetap kokoh dan tak bosan-bosan memberikan pengajaran dan arahan, hingga anak tersebut menjadi orang yang mempunyai kelebihan dengan prestasi segudang. Tidak tahu mengapa jika berbicara soal Ibu, banyak hati yang tersentuh, apalagi Ibumenjadi tempat bercerita dan mengadu. Bagi kebanyakan anak, Ibu dinilai lebih sabar lebih penuh kasih sayang dan lebih lembut. (fimela.com 2018).

Tidak ada kasih sayang yang besar, tulus dan sejati dari kasih sayang Ibu terhadap anaknya, bagaimanapun nakalnya anak, ibu akan selalu menerimanya, menyayanginya dan tak mampu untuk meninggalkannya. Ibu adalah orang yang paling paham tentang dirimu mengerti keadaanmu, bahkan ketika kita lupa meletakkan barang milik kita, orang yang pertama membantu untuk mencarinya adalah ibu.

Disebut-sebut, kasih sayang Ibu adalah obat terbaik dalam setiap penyakit, bahkan Dia rela menutupi sakitnya demi merawat buah hatinya. Kepala yang semula begitu pusing badan yang semula begitu meriang, seketika hilang melihat senyum dan canda tawanya. Berapapun usia kita, tetap Ibu lah yang menjadi wanita pertama yang paling setia, tak rela jika anaknya disakiti, atau sampai di caci maki. Tentu Ibu lah menjadi orang pertama yang akan membela.

Kedudukan Ibu pada keluarga layaknya seroang ratu, Dia berhak menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu, dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ingin Dia tuju. Namun Kenyataannya, Ibulah yang mendorong anaknya sekalipun Dia rela menjadi pembantunya. Karena kebahagiaan anak jauh lebih penting dari segalanya. Miris bukan, sifat dan sikap Beliau tentu tidak ditemukan pada diri seorang Ayah. Hanya saja kita tidak boleh membedakan mana yang harus diprioritaskan soal kepatuhan, namun Ibu jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan seorang ayah. Ibulah tumpuan harapan, jangan sampai Dia murka dengan segala kesalahan yang kita lakukan, karena Dia manusia pilihan yang diciptakan Tuhan, untuk memberikan nasehat serta pelajaran. Maka pantas jika Dia disebut pahlawan tanpa jasa, karenanya kita tahu akan dunia, karenanya pula kita tahu tentang bahagia.

SELAMAT HARI IBU

IBU PAHLAWAN TANPA JASA

22 Desember 2022

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun