Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Berkurban Dari Dosen: Menanggung Biaya Hidup dan Kuliah Mahasiswa

26 Oktober 2012   15:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:22 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


“Saya merasakan betapa mudah dan murahnya saya kuliah zaman saya dulu. Saya ingin mensyukurinya itu saat ini dengan membantu mahasiswa yang kurang mampu.”

Pagi ini saya mendapatkan sebuah petikan inspirasi berkorban di hari Raya Kurban. Hari Idul Adha mengantarkan saya benar-benar ingin khusyu’ merenungi apa sih makna berkorban. Dan makna itu saya peroleh justru dari peristiwa tidak disengaja pagi tadi.

Pagi tadi selepas makan masakan lebaran buatan istri, saya mengantarkan istri saya bertemu temannya untuk mengantar pesanan coklat. Istri dan temannya sudah membuat janji bertemu di rumah teman saya yang juga teman semasa SMU dulu. Ternyata di rumah teman saya, petikan hikmah itu mulai menyusup dan menjadi bahan renungan saya hingga tulisan ini dibuat.

Teman saya, ternyata memiliki kakak Ipar seorang dosen yang dulu pernah mengajar saya. Dalam arti lain, dosen saya itu adalah keluarga dari teman sekampung saya. Namun bukan itu yang menarik bagi saya. Saya tertarik ketika masuk ke dalam rumah teman saya yang kebetulan berkumpul keluarga besarnya di rumah dosen saya. Rumah yang sangat besar dengan desain khas Jawa Timurnan itu diramaikan oleh beberapa “mantan” mahasiswa dosen saya yang saya kenal sebagian adalah adik kelas saya dulu di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ternyata dosen saya ini memiliki hubungan emosional yang kuat dengan para mahasiswa yang dididiknya dulu. Saya tahu mereka, para “mantan” mahasiswa , semasa aktif menjadi mahasiswa dulu, sering ikut dosen saya kegiatan penelitian dan proyek. Kabarnya mereka juga dibantu membiayai kebutuhan hidup dan kuliahnya hingga lulus.

Saya kemudian teringat beberapa dosen lain yang memiliki kehidupan yang mapan dan sukses karirnya, juga memiliki kehidupan serupa dengan dosen saya yang tadi saya ceritakan. Mereka punya jejak menjadi “orang tua asuh” bagi sebagian mahasiswa yang kurang mampu. Dosen-dosen itu tidak hanya memanfaatkan mahasiswa untuk membantu tugas dan proyeknya saja. Mereka sudah menganggap mahasiswa tersebut sebagai bagian dari keluarganya. Kebutuhan hidup dan kuliah mereka tanggung, bukan untuk memanjakan, karena para mahasiswa tersebut layak dibantu. Para mahasiswa yang “beruntung” tersebut bahkan dibantu hingga mereka menikah.

“Pantas dan sangat adil mereka itu sukses hidupya,” bisik saya dalam hati.

Para dosen tersebut telah memberi pelajaran berharga akan makna berkurban pada hari raya kurban hari ini. Dosen-dosen saya yang hidupnya sukses dan berkah adalah mereka yang mengorbankan diri, waktu dan hartanya untuk membentuk mahasiswanya menjadi orang sukses. Salah satu amal terbaiknya, mereka ikut menanggung kebutuhan hidup dan kuliah mahasiswanya bahkan hingga S2. Bisakah saya seperti mereka?

“Saya merasakan betapa mudah dan murahnya saya kuliah zaman saya dulu. Saya ingin mensyukurinya itu saat ini dengan membantu mahasiswa yang kurang mampu.”

Demikian salah satu ungkapan yang masih terngiang di pikiran saya dari salah satu dosen yang banyak membantu mahasiswa di kampus negeri ternama di Bogor. Dengan makin mahalnya biaya kuliah saat ini, masih ada penyelamat-penyelamat mahasiswa yang memiliki jiwa berkurban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun