Jelang pukul 11.00 saya merasa haus. Saya ingin minum tapi saya juga tidak ingin pindah tempat, karena khawatir tempat yang saya tinggal akan digantikan jamaah lain yang juga mengincar tempat yang nyaman untuk itikaf jelang shalat jumat. Ada kontainer Air Zamzam yang berjarak 30 meter dari tempat duduk saya. Saya ingin sekali minum, tapi tetap ingin duduk di posisi strategis saya.
Masya Allah, keinginan saya terkabul. Tak disangka ada seorang pria tua berwajah Arab berkeliling membawa jirigen berisi Air Zamzam dan tumpukan gelas plastik. Beliau membagi-bagi Air Zamzam kepada jamaah yang membutuhkan. Saya mengacungkan tangan. Beliau mendekat dengan segelas Air Zamzam seolah sangat paham kebutuhan saya.Â
Saya mengucapkan terima kasih pada beliau. Saya kemudian menikmati hidangan Allah berupa Air Zamzam yang didatangkan oleh orang yang saya tak mengenalnya, tak menyuruhnya dan tak memintanya.
Seperti yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah Ayat 197 "(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji".
Firasat baik akan dibalas baik. Bagaimana dengan firasat buruk? Saya tidak mengalaminya sendiri. Dari cerita teman-teman yang sudah umrah, firasat buruk akan mendapat hal yang tidak menyenangkan selama perjalanan umrah. Misalnya jika seseorang mencela makanan, maka ia mengalami masalah dengan tidak nafsu makan atau bila makan sering mual dan muntah.
Ada teman yang berfirasat tidak baik dengan menganggap sepele perjalanan thawaf dan Sai karena masih lebih jauh dari latihan olahraga yang dia lakukan di Indonesia.Â
Apa yang terjadi? Teman ini mengalami masalah dengan kakinya selama prosesi Sai, sampai menyeret-nyeret kakinya selama berjalan dari Safa dan Marwa atau sebaliknya.
Subhanallah, ini semua atas kekuasaan Allah. Semua ada hikmahnya. Bagi yang dikabulkan firasat baiknya, ini jalan agar kita banyak-banyak bersyukur dan memotivasi menjadi lebih baik lagi usai umrah.
 Bagi yang firasat buruknya dibalas di tanah suci hikmahnya adalah kita berharap itu menjadi kifarat dosa dan bisa memperbaiki diri menjadi pribadi lebih baik sepualngnya umrah.
Salam hangat dari Medan
Achmad Siddik Thoha