Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Catatan Perjalanan Menembus Kota yang Hampir Hilang

25 Oktober 2015   14:23 Diperbarui: 25 Oktober 2015   14:45 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki batas wilayah Kalimantan Tengah, yaitu Kabupaten Kapuas, jarak pandang mulai terbatas. Para pengendara motor dan anak-anak yang pulang sekolah sebagian besar memakai masker. Jembatan BARITO, yang membentang sejauh lebih dari 1 km menghubungkan Provinsi Kalsel dan Kalteng terlihat agak samar. Kabut asap terasa pekat saat saya melihat ke Sungai Barito. Perahu dan Tongkang besar terlihat hampir lenyap tertelan dahsyatnya kabut asap Kalimantan.

Pukul 13.00 saya dan tim tiba di Kantor Manggala Agni Daerah Operasiona (Daops II) II Kapuas. Kami diterima baik oleh Bapak Sumarjito dan kawan-kawan pasukan pengendali kebakaran hutan dan lahan. Kami langsung mewawancarai beliau terkait upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Beliau sebagai salah satu anggota di POSKO Penanggulangan Kebakaan Hutan dan Lahan di Kabupaten Kapuas. Selain Manggala Agni di POSKO, terdapat pula BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Polres Kapuas, Kodim, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Sosial dan Pemadam kebakaran masyarakat. Posko tersebut dibawah komando BPBD Kabupaten Kapuas.  Manggala Agni Daops II Kapuas memiliki wilayah tanggungjawab di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.

 [caption caption="Penyerahan bantuan masker dan vitamin kepada pasukan manggala Agni Daops II Kapuas (Dok. pribadi 24/10/2015)"]

[/caption]

Usai wawancara kami langsung menyerahkan bantuan  titipan donator. Di kantor Manggala Agni Daops II Kapuas ini kami menyerahkan paket bantuan berupa masker N95 sebanyak 240 buah, 12 pasang sarung tangan dan 86 kotak vitamin C. Kondisi kebakaran di Kabupaten Kapuas untuk tahun ini terbilang sangat parah. Beberapa daerah yang tidak pernah terjadi kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini banyak terbakar lahannya. Kecamatan Basarang dan Kecamatan Mantangai termasuk dua kecamatan terparah kebakaran hutan dan lahan. Bahkan, kebakaran juga melanda kawasan areal konservasi Orang Utan yang dikelola BOS MAWAS di daerah Mantangai. Padahal areal tersebut termasuk areal kawasan hutan lindung gambut dengan kondisi kedalaman gambut lebih dari 4 m dan hutannya masih lebat.

Di Kabupaten Pulang Pisau, kondisi kebakaran hutan dan lahan lebih parah. Sepanjang jalan dari Kantor Polres Pulang Pisau begitu luasnya areal terbakar. Lahan-lahan yang ditumbuhi pohon galam hangus terbakar yang masih menyisakan asap. Jarak pandang selama perjalanan dari Kapuas menuju Palangkaraya tidak lebih dari 20 m. Banyak dijumpai mobil berkonvoi dari arah Palangkaraya yang menandakan kondisi kabut asap sangat tebal. Jalanan terasa gelap dan berkabut khususnya di daerah Saka Kajang, Jabiren Raya dan Tumbang Nusa Kabupaten Pulang Pisau.

 [caption caption="Kondisi kabut asap di Tumbang Nusa Pulang Pisau (dok. pribadi 25/10/2015)"]

[/caption]


Pekatnya kabut juga seiring dengan sesaknya nafas menghirup udara tidak sehat ini. Itu saya rasakan saat istirahat untuk shalat Maghrib dan Isya di Masjid Raya Jabiren Kabupaten Pulang Pisau. Udara berkabut asap tebal membuat suasana sekitar masjid tampak suram. Udara yang terhirup begitu tajam aroma asap dari gambut yang terbakar. Seorang rekan saya, bahkan lebih memilih berdiam di dalam mobil untuk menghindari paparan kabut asap tebal nan menyengat.

Alhamdulillah, kami sempat bershilaturahim dengan para Jamaah Shalat Maghrib di Masjid Raya Jabiren. Mereka mengatakan bahwa kondisi kabut asap tebal ini sudah berlangsung dua bulan. Kondisi tahun ini paling parah. Shilaturahim singkat dengan warga di Jabiren ini kami manfaatkan dengan berbagi masker N95 kepada jamaah masjid dan warga sekitar.

 [caption caption="Warga Pulang Pisau menerima bantuan masker dari donatur yang dilsalurkan melalui Relindo (dok. pribadi 25/10/2015)"]

[/caption]

Perjalanan tahap terakhir hari ini kami lanjutkan menuju tujuan akhir yaitu Kota Palangkaraya. Kami harus menembus perjalanan dalam gelap dan berkabut tebal. Melintasi Jembatan Tumbang Nusa, suasana mencekam, karena jarak pandanga sangat terbatas, sekitar 10 m. Mata kami semua waspada ke jalan dan meminta Pak Iskandar, sopir mobil rental, untuk berhati-hati.

 [caption caption="Kondisi jarak pandang di Tumbang Nusa Pulang Pisau (dok pribadi 24/10/2015)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun