Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Usai SAR Sukhoi, Pulihkan Kembali Kondisi Gunung Salak

18 Mei 2012   09:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Biofisik TNGHS

Berdasarkan topografi, kawasan TNGHS berada pada ketinggian berkisar antara 500 sampai 2.211 m dpl (meter dari permukaan laut). Oleh sebab itu kawasan ini juga dikenal dengan kawasan konservasi hutan pegunungan yang terluas di Pulau Jawa. Beberapa puncak gunung di kawasan ini memiliki ketinggian antara 1.700 - 2.211 m dpl. Secara resmi beberapa jalur pendakian ke puncak gunung di TNGHS belum dibuka dan ditata secara khusus. Tetapi beberapa puncak gunung dan hutan yang relatif masih lebat telah menarik didaki dan dikunjungi oleh berbagai kelompok pecinta alam, dengan memenuhi syarat pendakian : seperti membuat ijin pendakian, mempelajari peta jalur pendakian, pendakian didampingi petugas/orang yang sudah mengetahui jalur pendakian, mempersiapkan diri secara fisik dan perbekalan makanan yang cukup.

Beberapa gunung di TNGHS yang memiliki ketinggian di atas 1.000 m dpl antara lain adalah sebagai berikut : a. Gunung Halimun Utara (1.929 m dpl) b. Gunung Botol (1.720 m dpl) c. Gunung Sanggabuana (1.919 m dpl) d. Gunung Kendeng Selatan (1.680 m dpl) e. Gunung Halimun Selatan (1758 m dpl) f. Gunung Puncak Salak 1 (2211 m dpl) g. Gunung Puncak Salak 2 (2190 m dpl)

Kekayaan alam yang menakjubkan dari TNGHS juga terletak pad kekayaan flora dan faunanya. Di kawasan hutan dataran tinggi berkabut ini dijumpai lebih dari 1000 jenis tumbuhan yang terdiri dari 391 genus dan 119 famili. Di kawasan ini dijumpai 12 jenis Bambu, 9 jenis Rotan, lebih dari 260 jenis Anggrek dan banyak jenis dari tumbuhan obat, tanaman hias dan paku-pakuan (TNGHS, 2012)

[caption id="attachment_182123" align="aligncenter" width="448" caption="Keanekargaman Flora di TNGHS (Sumber, TNGHS 2012)"]

133733124069074942
133733124069074942
[/caption]

Satwa di kawasan TNGHS sangat kaya ragamnya. Tercatat beberapa satwa langka dan dilindungi menempati habitat khas di hutan ini yang merupakan daerah hulu sungai yang bermuara di Jakarta dan Tangerang. Beberapa satwa atau fauna yang menghuni TNGHS yaitu 5 jenis primata, 67 jenis mammalia, 16 jenis katak, 12 jenis kadal, 9 jenis ular, 77 jenis kupu-kupu, 244 jenis burung (32 jenis endemik Jawa dan 16 jenis burung pemangsa) (TNGHS, 2012).

[caption id="attachment_182125" align="aligncenter" width="448" caption="Keanekaragaman Fauna di TNGHS (Sumber: TNGHS 2012)"]

133733128367271533
133733128367271533
[/caption]

Fungsi Kawasan TNGHS

Selain memiliki kondisi biofisik yang unik dan sangat kaya, TNGHS berperan penting bagi berjalannya fungsi kehidupan baik bagi manusia maupun lingkungan. Di sekitar kawasan TNGHS terdapat 314 Kampung yang hidupnya tergantung pada keberadaan dan fungsi TNGHS. Daerah hutan pegunungan ini menjadi sangat vital karena di dalamnya terdapat 12 DAS (Daerah Aliran Sungai), 41 Sub-DAS yang didalamnya mengalir sebanyak 117 sungai dan anak sungai yang berhulu di kawasan TNGHS. Dari sungai sebanyak itu 9 DAS bermuara di Samudera Indonesia (Kab. Sukabumi dan Kab. Lebak; dan 3 DAS bermuara di Laut Jawa (Kota Serang, Kabupaten Tangerang dan DKI Jakarta); 15 Sub DAS berhulu di wilayah Kab. Lebak, 14 Sub DAS berhulu di wilayah Kab. Bogor dan 12 Sub DAS berhulu di wilayah Kab. Sukabumi; 41 sungai berhulu di wilayah Kab. Lebak, 42 sungai berhulu di wilayah Kab. Bogor, dan 34 sungai berhulu di wilayah Kab. Sukabumi.

[caption id="attachment_182127" align="aligncenter" width="448" caption="Daerah Aliran Sungai di TNGHS (Sumber: TNGHS 2012)"]

13373313601506899496
13373313601506899496
[/caption]

Disamping itu TNGHS juga memiliki peranan penting bagi penyangga lingkungan. Keberadaan hutan yang masih terpelihara berperan besar dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca terutama dalam penyerapan gas CO2. Melalui proses fisiologis pepohonan, oksigen dari kawasan ini bisa mensuplai kebutuhan udara segar bagi beberapa kabupaten yang ada di sekitarnya. Air bersih untuk dasar manusia, mandi dan pengairan pertanian saat ini terus terjaga dengan keberadaan TNGHS. Demikian pula, lokasi strategis yang tidak jauh dari kota-kota ramai di Jabodetabek membuat kawasan ini ramai dikunjungi sebagai tujuan wisata alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun