"Iya sedang dikurangin karena adanya virus ini. Jadi banyakan di rumah dan ngurangin kegiatan di luar,” ucap Cut Meyriska.
Kata "banyakan di rumah" memiliki arti tersendiri, bisa jadi karena tidak ada job, pembatalan, penundaan dan lain sebagainya. Tapi, pada intinya apapun itu pernyataan yang dikemukakan itu menunjukkan pendapatan mereka berkurang. Dari yang biasanya saldo terus terisi dari perjanjian kontrak, kini terhenti begitu saja atau berkurang.
"Lah gak bisa dipukul begitu, kan mereka ngevlog dan upload video di youtube, itu kan dapat uang" sanggah komenan netijen yang berisik.
Heyy hellooo ................................ berapa seh pendapatan ngevlog dibanding bayaran dari pihak ketiga. Anggap saja keduanya memiliki pendapatan yang sama dengan mbak NM, yakni 100 juta rupiah per event dan sebulan 30 event, yakni 3 miliar lah bandingkan saja dengan ngvlog.
Berikut perbandingan dan perhitungannya;
Anggap saja mereka sangat- sangat produktif dimana seminggu mampu menghasilkan 2 video dengan masing-masing 1.000.000 view (jangan lebih karena hanya Atta yang mampu dengan video hype bin agak alaynya). Berarti sebulan ada 8 video dengan total 8.000.000 view
Di indonesia setiap 1000 view dihargai 0,55 US Dollar. Berarti pendapatan keduanya dari youtube (8.000.000/1000 view) * 0,55 * 15.000 (kurs) = Rp. 66.000.000.
Angka yang sangat sedikit dibanding kontrak mereka dengan pihak ketiga. Pada dasarnya youtube bagi artis bukan untuk mencari pundi rupiah. Youtube bagi artis hanya penunjang ketenaran bagi mereka alias promosi gratis, karena zaman sekarang orang lebih banyak menonton youtube dibanding TV.
Tapi kerugian-kerugian para artis ini belum sebanding dengan orang terkaya di Indonesia. Mau tahu?
Ya, Dua bersaudara pemilik BCA (Bank Central Asia) Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Sejak virus Corona menyebar, kepanikan masal terjadi menyebabkan saham-saham berjatuhan, tak terkecuali saham BCA. Kerugian keduanya akibat saham BCA yang ambyar mencapai hingga ratusan triliun.
Berdasarkan data Bloomberg terhitung sebelum virus Corona belum masuk pemberitaan media hingga saat ini, Robert Budi Hartono kehilangan Rp. 103,1 triliun rupiah dan Michael Bambang Hartono kehilangan Rp. 99,4 triliun rupiah.