Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata Bayangan Hitam

16 Juni 2016   10:35 Diperbarui: 16 Juni 2016   13:55 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://nicolaamay-blog.tumblr.com/image/87378865572

Air mata bagai hantu bayangan hitam. Berkelebat diantara pepohonan. Di balik belukar rintih sepi kuburan. Engkau jatuh bersandar batu nisan.

Dunia tak asik lagi. Itu katamu. Terlalu serius bermain-main. Resah menguap dari ubun-ubun. Dada hampa pucat tanpa warna. Engkau nanar menatap ruang berudara sesak.

Siapa temani aku mengembarai lapisan langit. Suaramu ditelan tanah yang becek. Tersisa lelah memantul. Mainan cahaya di genangan air. Engkau bersila melembutkan rasa.

Tuhan. Mengapa air mata bagai hantu bayangan hitam. Mesra Engkau mengusapnya dengan wangi kesturi.

jagalan, 160616

ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun