Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dua Persoalan Mendasar Pendidikan, Sampai Kapan Sanggup Bertahan?

8 Juni 2020   17:14 Diperbarui: 11 Juni 2020   02:44 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sejumlah murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sirna Asih, di Kampung Cisarua, Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, sedang mengikuti kegiatan belajar-mengajar, Jumat (10/2/2017). Selama enam tahun, mereka terpaksa belajar di bawah tenda dan beralaskan tanah karena tidak adanya sekolah di sana. Sumber: KOMPAS.com/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH

Ilmu Dimulai dari Bertanya
Oleh karena itu, agenda utamanya adalah menyuntikkan pola pikir yang terbuka. Setidaknya, secara teknis, para guru berlatih membuat pertanyaan terbuka.

Menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri siswa, memancingnya dengan pertanyaan kunci, membimbingnya melalui dialog dua arah, hingga menyusun bahan informasi menjadi simpulan akan meningkatkan capaian akademik siswa terutama dalam kemampuan membaca dan menulis.

Siswa tidak sekadar diisi air pengetahuan. Mereka perlu diajak menimba air pengetahuan dari sumur kenyataan. Sayangnya, selama ini siswa tak ubahnya gelas yang diisi bermacam-macam air pengetahuan. Saking banyaknya air itu lantas tumpah dan meluber. Sikap pasif saat belajar benar-benar melumpuhkan urat syaraf berpikir. 

Siswa tidak terlatih mengeja apalagi membaca fakta dan realitas di sekitarnya. Alih-alih piawai menyusun pertanyaan yang kritis, baru mulai proses berpikir mereka langsung disergap rasa takut salah di depan guru.

Kritis mengajukan pertanyaan untuk menemukan jawaban merupakan kunci membuka hijab ilmu. Selama pertanyaan macet, selama itu pula ilmu akan ngumpet.

Pembelajaran konvensional yang teacher oriented tidak hanya membuat ilmu semakin ngumpet. Bahkan pintu masuk menuju gudang ilmu dikunci rapat-rapat.

Sampai kapan siswa sanggup bertahan?[]
Jagalan, 080620

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun