Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pameran Seni Grafis untuk Kompasianer yang Narsis dan Eksis

28 April 2019   23:15 Diperbarui: 28 April 2019   23:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran Triennial Seni Grafis Indonesia VI

20190424-213023-5cc5c307cc528367e83ecac5.jpg
20190424-213023-5cc5c307cc528367e83ecac5.jpg
Penulis sedang melihat karya pemenang pertama

Karya ini merepresentasi renungan atas kehidupan kontemporer sekarang. Ketika segala sesuatu dilakukan serba cepat, maka situasi bisa melahirkan kecemasan, kebingungan, dan kesepian. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan suatu keyakinan dan keberanian untuk terus mencari, mengejar, dan merefleksi cahaya. Titik terang pada kedua bola mata perempuan muda adalah tanda adanya relasi bolak-balik antara sang penatap cahaya dan cahaya itu sendiri.

2. Juara 2 diraih oleh Nuttakarn Vajasut, berasal dari Thailand.

     Judul karya: Depressed

20190424-212629-5cc5c46ecc52831cb84327e2.jpg
20190424-212629-5cc5c46ecc52831cb84327e2.jpg
Penulis suka dengan karya kedua karena visual berceritaPenulis paling suka saat melihat karya ini sejak awal. Apalagi setelah membaca representasi dari karya yang menunjuk refleksi atas realita penderitaan yang sering dialami oleh siapa saja, terutama perempuan. Penderitaan itu dideskripsi sebagai akibat dari ulah sendiri atau yang diakibatkan oleh orang lain. Dalam karya terlihat bahwa si pelaku perlu membuat ruang imajiner sendiri sebagai suatu ruang pembebasan yang mengangkat penderitaan.

3. Juara 3 diraih oleh Chalita Tantiwitkosol, berasal dari Thailand.

     Judul karya: Supernumerary (Ploy)

Karya pemenang ketiga dengan hadiah puluhan juta rupiah
Karya pemenang ketiga dengan hadiah puluhan juta rupiah
Bagi awam mungkin terlihat aneh saat melihat karyanya. Tapi, dibalik karya ini tersimpan representasi bahwa keindahan perempuan tidak melulu berkait dengan kecantikan dan gayanya, tetapi juga berkaitan dengan status dan peran sebagai seorang perempuan dalam lingkungan terkait. Kesan gerak pada bibir, mata, tangan, serta jemarinya adalah tanda-tanda yang menyatakan bahwa begitulah yang terjadi atas diri seorang perempuan, yang lingkungannya menuntut agar dirinya harus pandai beradaptasi dengan lingkungan untuk melakukan beberapa peran dan pekerjaan berbeda pada saat yang sama.

Selain 3 karya tersebut, ada 4 karya yang mendapat penghargaan khusus juri seperti:

  • Judul karya Keep Smile yang dibuat oleh Gunawan Bonaventura dari Indonesia. Karya yang dihasilkan dibuat dengan teknik hardboard cut. Teknik ini sudah dikuasai sejak ia masih menjadi mahasiswa. Pada karya-karya Gunawan, kita akan menemukan  dan  merasakan adanya kenikmatan serta kesenangan dalam proses yang penuh tahapan itu.
  • Judul karya The Way of Harvester no.01 yang dibuat oleh Rattana Sudjarit dari Thailand. Karya yang dihasilkan dibuat dengan teknik hardground and aquatint. Pelaksanaan proses aquatint memungkinkan tercapai nada warna (tone). Teknik ini dipakai agar  kombinasi tercipta dengan berbagai macam efek teknis maupun estetis.
  • Judul karya Middle of Nowhere yang dibuat oleh Praween Piangchoompu dari Thailand. Karya yang dihasilkan dibuat dengan teknik woodcut. Teknik yang disebut dengan cukilan kayu termasuk teknik cetak tinggi dimana permukaan plat cetak yang lebih tinggi yang dikenai tinta kemudian permukaan tersebut akan memindah tinta ke atas kertas.
  • Judul karya Four Faces of Pashupatinath yang dibuat oleh Seema Sharma dari Nepal. Karya dibuat dengan teknik etching (viscosity). Karya ini menggunakan teknik cetak dalam yang juga disebut etsa. Hasil dari teknik etsa akan membuat karya punya detail serta kontur garis halus sampai kasar dan bersifat linear.

Untuk melihat ke-empat karya tersebut dan karya finalis lain, Kompasianer bisa segera datang ke Bentara Budaya Jakarta. Jangan lupa untuk swafoto disana dan sebar melalui media sosial bahwa seni grafis itu begitu kaya. Nikmati persembahan karya seni grafis supaya Kompasianer bisa terus narsis dan eksis.

Pemenang penghargaan khusus dari Indonesia foto bersama dewan juri
Pemenang penghargaan khusus dari Indonesia foto bersama dewan juri

JADWAL PAMERAN

Bentara Budaya Jakarta

25 April -- 5 Mei 2019

Pukul 10.00 -- 18.00 WIB

(Hari libur nasional pameran tutup)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun