Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tradisi BukBer dengan Kenikmatan Hakiki

19 Mei 2018   23:57 Diperbarui: 20 Mei 2018   00:55 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BukBer biasanya sudah direncanakan melalui media sosial atau instant messaging sebelum bulan Ramadhan tiba. Tapi, mungkin saja kalau BukBer itu bisa jadi sebatas wacana karena kesibukan masing-masing. Apalagi jika momennya belum bisa menyatukan tanggal dan tempat yang pas. Padahal BukBer bisa menjadi ajang reuni setelah lama tak berjumpa di kehidupan nyata.

Yuk, kita BukBer!

Kapan nih rencananya?

Pertanyaan itu biasanya ramai saat pra bukber. Tim panitia atau inisiator langsung membuat agenda kapan dan di mana BukBer akan diadakan. Tahapan yang paling sulit dan penuh tantangan karena begitu banyak ide dari berbagai kepala yang mengajukan pendapat. Faktor komunikasi dibutuhkan sampai mendapat tanggal yang klop. Jangan kelamaan yaa menentukan hal sepele itu nanti Ramadhannya keburu selesai. Jadi gagal BukBer deh.

Nah, BukBer sering diadakan pada minggu kedua dan ketiga bulan Ramadhan karena di minggu pertama kita lebih mengutamakan untuk buka puasa di rumah bersama keluarga. Undangan untuk datang BukBer langsung membanjiri grup chat di waktu tersebut. Kita pun harus siap membalas untuk konfirmasi keikutsertaan agar bisa berpartisipasi.

Setelah ada ketetapan, biasanya respon mulai berdatangan. Berbagai alasan mulai dikemukakan seperti bentrok dengan jadwal BukBer di kelompok lain, harus lembur melaksanakan pekerjaan, tempat kejauhan, bahkan ada yang bilang masih bokek karena THR belum terlihat hilalnya. Mau tidak mau eksekusi sampai hari yang ditentukan pun terganggu.

Sebenarnya coba kita berpikir jernih karena BukBer itu yang penting kebersamaannya. Maka, mereka yang datang BukBer termasuk orang-orang pilihan. Mereka punya komitmen untuk mensukseskan BukBer yang telah direncanakan.

Lalu, biasanya acara BukBer apa saja?

Secara umum semua acara BukBer sama. Datang, berbincang, buka puasa bersama, berfoto bareng, dan pulang. Untuk kedatangan biasanya ada yang ngaret dan  ada juga yang on time. Kalau berbicang sih cuma untuk killing time saja sambil menunggu beduk dipukul. Bahkan dibeberapa resto juga sudah disiapkan permainan yang bisa dimanfaatkan untuk menanti kumandang azan maghrib.

Berarti, acara inti BukBer dimanapun pasti sama yaitu makan takjil bersama. Semua peserta langsung  menyantap makanan yang disajikan. Walau rasanya kadang hambar, tempatnya terlalu sesak, atau kondisi resto yang waiting list seolah tidak jadi masalah. Esensi BukBer itu akan tetap terasa karena ada nikmat kebersamaan didalamnya.

Jika penganan sudah habis, lanjut dengan sesi foto bareng. Kapan lagi bisa saling bertemu dan mengabadikan momen seru. Kadang sesi foto ini juga bisa membuat memori smartphone kita terasa penuh. Makanya gadget kamu harus dipersiapkan juga untuk merekam momen swafoto atau wefie supaya puas.

Oia, penulis juga lebih setuju kalau BukBer itu diadakan di rumah salah satu peserta. Mengapa? Karena jika di luar ada saja godaan yang datang. Biasanya kan kalau sudah berbincang butuh waktu yang panjang. Tak cukup hanya 1 atau 2 jam. Apalagi sudah lama tak bertemu kadang ibadah wajibnya pun terlewatkan.

Jika BukBer diadakan di rumah bisa kita susun dengan rapi jadwalnya. Bahkan, kita bisa agendakan untuk shalat maghrib dan tarawih berjamaah. Setelah itu, bisa deh mau jalan kemana juga boleh. Pentingkan kualitas iman kita yang bertambah agar kewajiban utama tidak terabaikan. Pasti lebih komplit kan acara BukBernya.

Menutup cerita tentang BukBer, Kompasianer juga harus ingat yaa bahwa tujuan bukber untuk mempererat silaturahmi yang mungkin sempat merenggang. Bukan ajang pamer karena telah punya banyak harta atau keberhasilan yang membawa pada kesombongan. Jadikan suasana BukBer  lebih akrab dan lebih banyak hal yang dibahas tanpa ada kesan menggurui.

Perangkat ponsel pintar pun harus disimpan sejenak. Jangan sibuk menunduk untuk update status. Kita harus punya waktu untuk interaksi di dunia nyata karena sudah terlalu sering chat di dunia maya. Momen BukBer itu langka dan penuh makna kan.

Jika semua acara telah usai. Pasti ada saja yang melangkah berat untuk pulang. Entah karena terlalu kenyang atau memang masih rindu karena tak banyak waktu untuk bertemu. Senda gurau itu memang perlu dan akan jadi pengalaman paling seru. Maka, ada nilai tradisi BukBer yang harus diperhatikan dari masa ke masa. Ukhuwah yang tak pernah tergantikan karena waktu yang telah menelan kesibukan kita. Bahkan, kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput kita sehingga semua hanya tinggal kenangan*

Kenangan BukBer Penulis dengan salah satu teman yang telah meninggal dunia*
Kenangan BukBer Penulis dengan salah satu teman yang telah meninggal dunia*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun