Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berburu Takjil Tidak Identik Berburu Panganan untuk Berbuka

16 Mei 2018   23:49 Diperbarui: 17 Mei 2018   00:10 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gayahidup.republika.co.id

MENUNAIKAN ibadah puasa Ramadhan pada hari pertama dirasakan oleh sebagian banyak umat Islam sangat berat. Perut mereka yang biasanya terisi tanpa kenal waktu harus menahan lapar sejak Imsyak hingga waktu buka.

Karena rasa lapar, kebanyakan mereka yang tidak beraktivitas rutin di kantor atau tempat kerja lain dengan tidur. Guna melupakan perut yang semakin keroncongan, mereka ngabuburit di ruang publik. Sebagian  mereka pulang ke rumah ketika waktu buka hampir tiba. Sebagian lainnya pergi ke masjid atau mushala untuk berburu 'takjil'.

amadhan.antaranews.com
amadhan.antaranews.com
Menyantap 'takjil' bersama-sama di masjid atau mushala, umat Islam merasakan kenikmatan tersendiri. Selain berkumpul dengan sesama muslim, ia merasa lega sesudah seharian menahan lapar dan dahaga. Inilah kenikmatan yang tidak dirasakan pada hari-hari biasa. Di mana selepas maghrib, ia makan bersama keluarga di rumah.                      

Takjil

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil yang berasal dari Bahasa Arab tersebut mengandung pengertian: memercepat atau menyegerakan untuk berbuka puasa. Bila merujuk pada KBBI, pemahaman takjil sebagai penganan untuk berbuka puasa tidak benar. Terlebih ketika takjil sekadar dimaknai dengan kolak atau dawet, dan semacamnya.

http://untidar.ac.id
http://untidar.ac.id
Dengan mengacu maknanya, ungkapan "berburu takjil" identik dengan "menyegerakan berbuka puasa" bila waktunya sudah tiba. Selain mengikuti sunah Rasul, menyegerakan berbuka puasa dapat menanamkan kesadaran waktu untuk bersantap. Sehingga, kesehatan tubuh yang merupakan salah satu tujuan berpuasa dapat terealisasi.

Sekilas terkesan bahwa tindakan "menyegerakan berbuka puasa" tidak penting. Namun bila direnungkan maknanya, tindakan tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Di mana, mereka dianjurkan untuk menghargai waktu dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Inilah hikmah takjil yang musti dipahami oleh umat Islam.

Berbuka Puasa dengan Arif

DALAM jagat pakeliran Jawa -- babad Ramayana- terdapat tokoh bernama Kumbakarna. Raksasa putra Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi yang bersaudara dengan Rahwana, Sarpakenaka, dan Gunawan Wibisana. Raksasa yang memiliki sifat rakus terhadap makanan. Karenanya tidak heran, ia yang baru menyelesaikan tapa nendra (bertapa tidur) berbuka dengan menghabiskan seluruh makanan dan minuman yang tersaji di meja makan.

Melalui tokoh Kumbakarna bisa dijelaskan bahwa seorang yang berbuka puasa dengan mengenyang-ngenyangkan perut menandakannya sebagai raksasa. Bukan manusia arif yang menggunakan akal sehat bahwa berbuka puasa dengan mengenyang-ngenyangkan perut justru menyebabkan gangguan lambung dan berdampak buruk bagi kesehatan raga. Berbuka puasa dengan mengenyang-ngenyangkan perut bisa ditangkap sebagai manifestasi balas dendam sesudah menahan lapar dan dahaga sejak imsyak hingga waktu buka.

istana-bidadari.blogspot.co.id
istana-bidadari.blogspot.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun