Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Nilai dan Macam Dolanan Bocah di Zaman Jadul

10 Maret 2018   07:08 Diperbarui: 10 Maret 2018   08:16 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pihak pemain melakukan permainan Benthik tahap I dengan melakukan cuthat, yakni: melemparkan batang kayu anakan yang ditata menyilang di atas lubang melalui batang kayu induk. Sesudah batang kayu anakan terlempar, pihak pemain menyilangkan batang kayu induk di atas lubang.

Bila batang kayu anakan yang dilemparkan oleh pihak pemain tertangkap, maka permainan dianggap mati dan pihak penjaga mendapatkan nilai. Pihak penjaga mendapat nilai 25, bila batang kayu anakan ditangkap dengan kedua tangan. Mendapat nilai 50, bila batanga kayu anakan ditangkap dengan tangan kanan. Mendapat nilai 75, bila batang kayu anakan ditangkap dengan tangan kiri.

Bila tidak tertangkap, pihak penjaga harus melemparkan batang kayu anakan ke arah lubang pemain. Bila batang kayu anakan menyentuh batang kayu induk dan memasuki lubang, maka permainan dianggap mati dan pihak penjaga mendapat nilai 5. Bila tidak tersentuh, maka pemain dapat melanjutkan permainan tahap II dan mendapatkan nilai sebanyak jarak batang kayu anakan dari lubang berdasarkan ukuran batang kayu induk. Satu ukuran batang kayu induk dinilai 1.

Aturan Main (Tahap II)

Permainan yang harus dilakukan pihak pemain pada tahap II, yakni: memukul batang kayu anakan dengan batang kayu induk. Bila batang kayu anakan dapat ditangkap, maka permainan dianggap mati dan pihak penjaga mendapatkan nilai. Bila ditangkap dengan kedua tangan, penjaga mendapat nilai 50. Bila ditangkap dengan tangan kanan, penjaga mendapat nilai 75. Dan bila ditangkap dengan tangan kiri, penjaga mendapat nilai 100.

Bila penjaga tidak mampu menangkap batang kayu anakan, maka harus melemparkannya ke arah lubang pemain. Bila batang kayu yang tidak berhasil dipukul oleh pihak pemain memasuki lubang, maka permainan dianggap mati dan penjaga mendapat nilai 10. Permainan juga dianggap mati, bila jarak batang kayu dari lubang di bawah ukuran batang kayu induk.

Pemain bisa melanjutkan permainan dan mendapatkan nilai, bila jarak batang kayu anakan dari lubang di atas ukuran batang kayu induk. Nilai tertinggi akan didapat, bila pemain dapat memukul sejauh mungkin atas batang kayu anakan yang dilempar penjaga dengan batang kayu induknya. Nilai dihitung berdasarkan ukuran batang kayu induk. Satu ukuran batang kayu induk dinilai 1.

Aturan Main (Tahap III)

Pada permainan tahap III, pemain melakukan thuk-ling (thuthuk maling), yakni: memukul batang kayu anakan yang diletakkan masuk di ujung lubang bagian depan dengan menggunakan batang kayu induk. Bila dapat melakukan pukulan 3 kali dan tidak tertangkap penjaga, maka pemain mendapat nilai 10 setiap 1 x ukuran batang kayu induk + 1 x ukuran batang kayu anakan yang dihitung dari titik lubang hingga titik terjatuhnya batang kayu anakan. Bila dapat melakukan pukulan 2 kali dan tidak tertangkap penjaga, maka pemain mendapat nilai 10 setiap 3 x ukuran batang kayu induk + 1 x ukuran batang kayu anakan yang dihitung dari titik lubang hingga titik terjatuhnya batang kayu anakan. Bila hanya dapat melakukan pukulan sekali dan tidak tertangkap penjaga, maka pemain mendapat nilai 1 setiap 1 x ukuran batang kayu induk yang dihitung dari titik lubang hingga titik terjatuhnya batang kayu anakan.

Akan tetapi bila penjaga dapat menangkap batang kayu hasil thukling, maka permainan dianggap mati. Di samping penjaga akan mendapat nilai 100, bila berhasil menangkapnya dengan kedua tangan. Penjaga mendapat nilai 200, bila menangkapnya dengan tangan kanan. Dan penjaga mendapat nilai 300, bila menangkapnya dengan tangan kiri. Permainan juga dianggap mati, bila pemain tidak berhasil melakukan thuk-ling.

Permainan Benthik sangat bermanfaat bagi anak-anak. Karena selain memberikan hiburan segar yang menyehatkan jasmani, Benthik dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk memberikan jiwa keberanian serta kecermatan bagi anak-anak di dalam menghadapi mara bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun