Mohon tunggu...
Achmad Adzimil Burhan
Achmad Adzimil Burhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri, Pelajar, Penulis

Seorang santri dan pelajar. Penghafal Al Qur'an. Suka menulis berbagai topik termasuk self improvement, pendidikan, filsafat, psikologi, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Korelasi Stoikisme dan Islam

26 Januari 2024   03:44 Diperbarui: 26 Januari 2024   03:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Stoikisme adalah salah satu aliran atau madzhab filsafat Yunani Kuno yang pertama kali muncul pada abad ke-3 SM dan dicetuskan oleh didirikan oleh Zeno dari Citium. Nama "stoik" sendiri diambil dari kata "stoikos" yang berarti 'stoa' (serambi atau beranda). Nama itu diambil dari nama sebuah tempat Zeno mengajar di Athena. Stoikisme adalah filsafat yang menekankan kendali internal dalam diri manusia terhadap segala hal yang terjadi pada diri mereka yang datangnya dari luar, demi untuk bisa mencapai arti sejati dari sebuah "kebahagiaan" atau "ketenangan". Dan etika adalah hal yang difokuskan oleh filsafat ini. 

Zeno adalah tokoh yang dianggap mempunyai andil besar dari perkembangan filsafat ini. Kemudian seiring bergantinya zaman, ide-ide stoikisme juga semakin berkembang karena banyak sekali tokoh-tokoh stoik yang juga ikut menyumbangkan pemikirannya dalam filsafat ini.

Sementara itu, banyak orang meyakini bahwa Islam bukan hanya sebuah agama yang mengajarkan suatu akidah, moral etika, hukum, maupun sosialisasi antar manusia dan alam, tapi juga bahwa Islam adalah agama yang universal, menjelaskan semua hal dan ajaran-ajarannya akan bisa terus sesuai dengan perkembangan zaman. Maka di sini kita akan membahas hubungan ajaran Stoikisme dan Islam dalam artian titik temu atau kesamaan antara kedua ajaran itu. Dan diharapkan agar kita bisa melihat bagaimana titik temu Stoikisme dan Islam dengan perspektif yang lebih baik, juga agar kita bisa mendapatkan insight baru dalam melihat keduanya.

Berikut adalah 2 kesamaan ajaran yang ada dalam Stoikisme dan Islam:

1. Tentang Sunnatullah atau Pola-pola

Dalam Islam ada sebuah konsep yang dinamakan dengan Sunnatullah. Dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan 'Hukum Alam'. Sementara dalam Stoikisme terdapat ajaran yang menjelaskan bahwa alam ini berjalan sesuai dengan 'pola-pola' terntentu. Dan kedua konsep tersebut, mungkin akan lebih tepat jika disebut dengan istilah 'Hukum Sebab-Akibat' atau Hukum Kausalitas. Ini adalah kesamaan yang pertama.

Islam mengajarkan bahwa alam ini berjalan dengan Sunnatullah (Hukum Allah) dalam artian bahwa jika ada suatu 'sebab' maka akan timbul suatu 'akibat'. Dalam Stoikisme, konsep seperti itu disebut dengan 'pola-pola'. Maka baik Stoikisme maupun Islam mengajarkan bahwa hubungan sebab-akibat adalah sesuatu yang niscaya dan pasti dalam kehidupan. Maka keduanya mendorong pada manusia bahwa jika suatu hal bisa muncul atau terjadi, maka pasti ada suatu sebab yang menjadi 'titik awal' dari suatu 'akibat' itu ada. Jadi Stoikisme dan Islam mendorong manusia untuk berpikir secara rasional terhadap segala hal yang terjadi di sekitar mereka, yaitu dengan menelusuri secara cermat sebab-sebab terjadinya suatu hal, mencari data-data, dalil, ataupun petunjuk secara jelas yang bisa mengarahkan dan menguatkan suatu argumen terhadap bagaiamana suatu hal bisa terjadi dikarenakan suatu sebab tertentu.

Sebagai contoh, jika seseorang rajin belajar, maka dia akan semakin berkembang dan pintar.  Jika seseorang lapar, maka dia harus makan lalu akhirnya dia bisa menjadi kenyang. Dan masih banyak lagi contoh-contohnya dalam kehidupan keseharian kita.

2. Dikotomi Kendali

Dikotomi kendali dibagi menjadi 2 ; Dikotomi kendali Internal dan Dikotomi Kendali Eksternal.

Dikotomi kendali internal adalah ketika seseorang bisa mengendalikan dengan baik dirinya sendiri dalam menanggapi dan memberikan reaksi terhadap segala hal yang terjadi dalam hidup mereka ataupun hal-hal yang memeang di luar kendali mereka. Sementara dikotomi kendali eksternal adalah ketika hal-hal yang terjadi atau hal-hal yang tidak bisa seseorang kendalikan menjadi titik acuan atau menjadi lebih terfokus ke itu semua dan tidak memiliki kendali internal terhadap diri sendiri secara penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun