Mohon tunggu...
Achi Hartoyo
Achi Hartoyo Mohon Tunggu... Editor - https://achihartoyo.com/

https://achihartoyo.com/

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Pilihan

Mengenal NVRO, Start Up yang Mengubah Sampah Menjadi Cuan via NFT

1 September 2022   11:36 Diperbarui: 6 September 2022   11:13 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa pendapatmu saat mendengar ada perusahaan start up yang mengubah sampah menjadi cuan via NFT? Sepertinya, ini konsep yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa sampah-sampah hasil sisa manusia dijadikan cuan lewat dunia digital.

Sejujurnya, saya pun sempat mengernyitkan dahi. Gimana caranya? Masih masuk akal jika sampah-sampah hasil limbah manusia tersebut didaur ulang sebagaimana mestinya. Ada nilai ekonominya karena menghasilkan produk baru yang bisa dimanfaatkan lagi. Tapi, bagaimana cara memperoleh cuan dari NFT dengan menggunakan media sampah? Seperti apa konsepnya?

Semua terjawab saat saya menghadiri press conference yang diselenggarakan NVRO di Astha, District 8, Jakarta (31/8). Melalui acara ini, mata saya terbuka lebar. Ternyata banyak cara dan kesempatan untuk menghasilkan cuan dari NFT alias Non Fungible Token. Bahkan, dari sampah yang mungkin buat sebagian besar kita menganggapnya sebagai limbah ketimbang potensi cuan.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia. Dari data BPS yang saya baca, produksi sampah pada 2020 sebanyak 67,8 juta ton. Dari jumlah yang sangat besar ini, 62 persen sampah dihasilkan dari sampah domestik alias sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga.

Kabar buruknya, hanya 1,2 persen rumah tangga yang punya kesadaran untuk mendaur ulang. Fakta data BPS ini seperti menampar saya karena tidak tergolong dari 1,2 persen yang mendaur ulang sampah. Yah, kenyataannya memang begitu. Saya harus jujur dengan diri sendiri belum mampu mendaur ulang sampah secara maksimal. Lewat acara ini saya menjadi sadar harus bisa berbuat lebih banyak lagi untuk lingkungan.

Mendidik Karakter Anak Melalui Pengolahan Sampah Domestik

Saya pernah jalan-jalan ke Jepang. Saya akui di sana masyarakatnya sangat aware terhadap pengelolaan sampah. Kesadaran ini tidak dibangun dalam satu malam seperti legenda pembuatan candi Prambanan. Butuh proses panjang agar terbentuk masyarakat yang sadar akan limbah lingkungan.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beragam masalah sosial seperti kesehatan, pencemaran lingkungan, dan lain-lain. Berkaca dari beragamnya dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya masyarakat yang peduli sampah, NVRO terpanggil untuk ikut berkontribusi.

Dari sini NVRO memunculkan ide untuk mendidik masyarakat sejak dini--terutama anak-anak lewat pendidikan karakter melalui pengelolaan sampah domestik. Ini seperti yang disampaikan langsung oleh CEO PT Enviro Visi Nuswantoro (NVRO), Kirdianto Hrisikesa Putra berikut ini:

"Fenomena ini, khususnya di banyak negara dunia ketiga dengan fasilitas penanganan sampah yang masih terbatas, ternyata berhubungan baik dengan kebiasaan serta karakter manusia di negara tersebut." Ujar Pak Krisdi saat press conference.

Saya setuju banget dengan pernyataan beliau. Banyak anak Indonesia yang pintar dalam hal akademis, tapi sangat sedikit yang mendapatkan pendidikan karakter sejak kecil. Berangkat dari ide ini, NVRO mencoba melakukan elaborasi dengan sekolah-sekolah untuk mengenalkan pendidikan karakter melalui pengolahan sampah.

Melalui program NVRO Goes to School, NVRO mencoba memfokuskan pada pembangunan karakter anak-anak di sekolah. Murid-murid sejak dini diajarkan tentang betapa pentingnya pengelolaan sampah. Semua program baik ini akan diberikan langsung ke seluruh sekolah yang terpilih di Indonesia.

NVRO sadar, kebiasaan membuang sampah sangat terkait dengan kecerdasan atau kematangan karakter seseorang. Yang pasti, kecerdasan ini tidak tergolong dalam kecerdasan akademis. Pola pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini ini tentu akan berdampak besar di kemudian hari. Utamanya untuk membentuk perilaku sadar sampah bagi anak-anak.

Menggaet Cuan dari Sampah via NFT

Apakah sampah bisa diuangkan secara digital? Saya pun belum pernah menemukan konsep seperti ini sebelumnya. Tapi nyatanya, semuanya bisa. Konsep ini kedengarannya aneh. Sama anehnya saat kita puluhan tahun silam menganggap ide-ide baru terdengar konyol.

Jika pembaca di sini tergolong generasi 90-an, pasti menganggap ide berjualan air putih kemasan di negara kita awalnya dianggap konyol. Air putih? Siapa yang mau beli. Wong jumlahnya melimpah. Setiap orang bisa memasaknya sendiri di rumah. Kenyataannya, bisnis jualan air putih mineral kemasan menjadi bisnis raksasa sekarang.

Sama halnya dengan konsep munculnya uang di zaman barter. Siapa yang mau menukarkan seekor sapi dengan beberapa lembar uang kertas. Kenyataannya, uang kertas sekarang sudah menjadi urat nadi ekonomi di seluruh dunia.

Balik lagi ke konsep menggaet cuan dari sampah melalui NFT. Ide ini seperti apa? Jadi, kurang lebih begini. Untuk melakukan penggalangan dana operasional, NVRO menyelenggarakan kompetisi NFT yang bertema pengolahan sampah. Karya ini bisa berupa musik, lukisan, puisi, dan lain-lain. Hasil karya dari masyarakat--termasuk dukungan karya dari pimpinan daerah--ini nantinya akan dilelang melalui loka pasar OpenSea. 

Sebagian dana dari hasil penjualan/pelelangan akan digunakan untuk mendanai program-program NVRO. Proporsi bagi hasil ini pun cukup fair dengan komposisi nisbah 20:80. 20 persen untuk program-program NVRO, sisanya 80 persen untuk para penciptanya. Setiap hasil karya berhak mendapatkan royalti atas penjualan NFT tersebut.

Setidaknya ada 100 NFT yang akan dilelang melalui OpenSea. Dari 100 NFT ini, NVRO menargetkan dana sebesar 1-10 miliar rupiah. Penggalangan dana melalui crowdfunding ini akan menjadi wadah promosi donasi sosial lingkungan. NVRO sendiri menamakannya sebagai sosio NFT pertama di Indonesia.

Jadi gimana? Ide menggaet cuan dari sampah melalui NFT ini apakah menjadi inspirasi yang out of the box? Silakan tulis di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun