Mohon tunggu...
Achfriyatama Oktariflandi
Achfriyatama Oktariflandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pariwisata di Universitas Pancasila

Mahasiswa yang suka jalan-jalan, kemudian hasil jalan-jalan itu dituangkan dalam sebuah tulisan. Saya masih belajar menjadi seorang penulis mohon bimbingannya semua.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita di Yogyakarta

14 September 2022   17:52 Diperbarui: 14 September 2022   18:20 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Internasional Yogyakarta. Sumber: Foto Pribadi

Hari kedua perjalanan akan menuju destinasi yang berada di Kulon Progo yaitu sebuah kafe atau restoran yang berada di sebuah bukit yang bernama Tumpeng Menoreh, perjalanan ini ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam 10 menit medan yang dilalui pun cukup ekstrim karena kita akan melewati perbukitan dengan tanjakan dan turunan curam sehingga diperlukan fokus saat berkendara, kondisi badan fit dan sistem pengereman motor yang baik agar tidak terjadi rem blong

Saat kami sampai di tujuan tempat tersebut tertutupi kabut dan suhu yang lumayan dingin karena letaknya yang berada di atas bukit serta dikelilingi kebun teh dan pepohonan tetapi saat kabutnya hilang pemandangan indah pun muncul karena kita akan disuguhkan oleh perbukitan dan hijaunya pepohonan sejauh mata memandanga.

Menu makanan dan minuman yang disediakan disini pun sangat variatif misalnya ada kentang balado, tempe orek, sayur sop, wedang jahe, bandrek dan lain-lain meskipun restoran ini dikelola oleh seorang pengusaha namun makanan yang disediakan berasal dari ibu-ibu sekitar restoran tersebut dengan begitu pengelola restoran sudah menjalankan konsep wisata berbasis masyarakat atau community based tourism yaitu kegiatan pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal.

Setelah makanan dan minuman habis kami pun segera pulang biasa disebut sebagai SMP (Sudah Makan Pulang) kami pun sampai di hotel dan segera membersihkan diri untuk berkeliling lagi di Malioboro sambil kulineran tipis-tipis, perut pun sudah kenyang kami pun pulang dan segera tidur untuk kegiatan esok hari.

Tumpeng Menoreh. Sumber: Foto Pribadi
Tumpeng Menoreh. Sumber: Foto Pribadi

Hari ketiga perjalanan hanya berada di dalam kota yaitu mengunjungi Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, destinasi ini dapat ditempuh selama kurang lebih 10 menit dari hotel, museum ini berada di bawah naungan TNI AD tepatnya Dinas Sejarah Angkatan Darat pada awalnya museum ini merupakan tempat tinggal para pejabat perkebunan Belanda kemudian di masa penjajahan Jepang menjadi markas tentara Jepang di daerah Yogyakarta lalu di masa kemerdekaan gedung ini menjadi markas TKR dan akhirnya menjadi Markas Korem 072/Pamungkas sebelum diubah menjadi sebuah museum

Museum ini didirikan untuk menampung benda-benda perjuangan TNI AD dan tujuan pendidikan seperti mewariskan nilai-nilai kejuangan, informasi seputar alat-alat yang digunakan oleh TNI AD dan peristiwa bersejarah yang melibatkan TNI AD, fasilitas yang ada di museum ini sangat baik dan interpretasi yang sangat informatif sehingga para pengunjung tidak akan merasa bosan dan dapat memahami informasi secara baik.

Setelah puas menerima ilmu kami pun segera pulang menuju hotel lagi untuk jajan lagi di Maliboro pastinya, tak terasa sudah larut malam dan malam ini adalah malam terakhir ku persembahkan kepada yang terindah *salah ee salah bunga woi bukan malam* segera kami mengemasi barang untuk pulang esok hari dan setelahnya kami pun tidur.

Museum Dharma Wiratama. Sumber: Foto Pribadi
Museum Dharma Wiratama. Sumber: Foto Pribadi

Sangat berat memang meninggalkan Yogyakarta  yang penuh dengan keindahannya, sebelum menuju stasiun kami berkunjung ke salah satu tempat ikonik yang ada di Yogykarta yaitu Benteng Vredeburg, benteng ini telah ada sejak Kesultanan Yogyakarta benteng ini dibangun dengan tujuan untuk menjaga keamanan kraton namun ternyata maksud sebenarnya di bangun benteng ini adalah untuk mengontrol perkembangan kraton.

Saat masa pendudukan Inggris benteng ini dikuasai oleh John Crawfurd atas perintah Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles kemudian di masa pendudukan Jepang menjadi markas tentara Jepang dan ruang tahanan para tawanan perang, setelah kemerdekaan benteng ii diambil alih oleh TKR namun pada saat agresi militer Belanda 2 benteng ini diambil alih kembali oleh Belanda setelah agresi Belanda 2 usai benteng ini diambil alih kembali oleh Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun