Berbagai akumulasi penyakit inilah yang kemudian memperburuk kondisi kesehatannya. Saat terakhir kali sambang sekitar akhir tahun 2024, saya meminta doa untuk saya mau ujian disertasi S3 di Universiti Sains Malaysia, kondisinya sudah tak seperti biasanya. Saya hanya bisa berbicara sembari menyaksikan Beliau terbaring saja. Sudah tidak ada lagi kepulan asap tembakau, segelas kopi panas dan canda tawa lepas di sela obrolan yang tercipta kala itu.
Dan berita pagi ini, 25 September 2025, mengonfirmasi bahwa jatah hidup Gurunda saya tercinta ini telah selesai. Beliau berangkat dengan tenang di RS Lavalete Malang setelah terkena serangan stroke kali keempat. Sudah tak ada lagi tempat saya mendiskusikan ragam ilmu yang sangat kaya dalam suasana gayeng dan hangat.
Sugeng tindak, Gurunda & Ayahanda. Terima kasih atas semua ilmu dan pengalaman yang terbagi. Saya berutang rasa banyak pada Panjenengan. Swargi langgeng insya Allah. Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa'fuanhu 🤲🏿
*Pembelajar di Depertemen Akuntansi, Universitas Trunojoyo Madura
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI