Mohon tunggu...
Aby Rzk
Aby Rzk Mohon Tunggu... Mahasiswa

Memberikan Semangat literasi berdasarkan sudut pandang ku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mitologi Yunani Kratos: Dewa yang Rapuh Hatinya

21 Juli 2025   06:07 Diperbarui: 21 Juli 2025   06:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Kratos (Sumber: jonatnes0/Pixabay)

Pernahkah kau mendengar nama Kratos? Bukan Kratos sang pembantai dewa dari game God of War, tapi Kratos yang asli, dari kisah kuno Yunani sosok yang keberadaannya kerap luput dalam epos besar, namun justru memiliki tempat yang gelap, keras, dan getir dalam dunia para dewa.

Kratos bukan sembarang dewa. Ia lahir dari pasangan Pallas, dewa perang yang perkasa, dan Styx, dewi sungai yang menjadi batas dunia orang hidup dan dunia kematian. Ia adalah saudara dari Nike (dewi kemenangan), Bia (kekerasan), dan Zelus (semangat dan semarak). Keempat anak ini adalah simbol kekuasaan absolut. Tapi Kratos... ia adalah kekuatan itu sendiri.

Waktu kecil, Kratos sudah tahu: ia bukan anak yang bisa bermimpi tentang kebebasan. Ia adalah senjata. Bahkan sebelum ia bisa berjalan tegap, sang ibu telah mengajarinya bahwa kesetiaan pada Zeus adalah harga mati. "Kekuatan bukan untuk dirasakan," kata Styx suatu malam, saat Kratos kecil menatap bintang, "kekuatan adalah untuk diberikan pada langit."

Saat para Titan memberontak melawan para dewa Olimpus, Kratos dan saudara-saudaranya memilih untuk berpihak pada Zeus. Mereka bertarung bukan karena cinta pada para dewa, tapi karena ibunya 'Styx' menuntut kesetiaan itu. Zeus mengangkat mereka sebagai penjaga takhta, pengawal pribadi, dan eksekutor kejam bagi siapa pun yang membangkang.

Dalam pertempuran melawan Titan, Kratos tidak menggunakan sihir. Ia tak punya panah seperti Artemis, tak punya petir seperti Zeus. Ia hanya punya satu hal: kekuatan telanjang, otot, dan tangan yang tak pernah mengenal ampun. Ia menghancurkan Titan dengan tangan kosong, merobek tulang dengan kekuatan murni. Ia adalah tangan kanan Zeus, dan kadang, tangan kirinya juga.

Kratos membantu membelenggu Prometheus, Titan yang mencuri api untuk manusia. Ia berdiri di samping Hephaestus saat rantai ditempa, dan dengan tangannya sendiri mengikat Prometheus di batu karang, untuk dilahap burung setiap hari.

"Jangan lakukan ini," kata Prometheus, "Kau juga punya hati."

"Hati bukan bagian dari kekuatan," sahut Kratos datar, "itu hanya kelemahan yang menyamar."

Hari-hari berlalu. Para dewa bersuka cita. Dunia diatur. Namun Kratos ia tak pernah bersenang-senang. Ia bukan tamu di perjamuan Olimpus. Ia tak diundang dalam nyanyian para penyair. Tak ada patung dirinya di kuil-kuil. Ia hanya disebut saat ada hukuman.

Dalam sunyi, Kratos mulai bertanya: apakah menjadi kekuatan berarti menjadi budak? Mengapa para dewa memerintah dengan kemewahan, sementara dirinya dewa kekuatan justru tak punya kebebasan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun