Mohon tunggu...
Munif Mutawalli
Munif Mutawalli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sastra Asia Barat

Kebenaran akan terdengar di telinga - telinga yang mencarinya (thalabul haqq), kecuali orang - orang yang mencari pembenaran dan enggan untuk mencari kebenaran (jahil murakkab). Tugas kolektif (bersama) adalah menjaga kebenaran (dimanapun, bagaimnapun dan dari siapapun kebenaran tersebut), sebelum 'hoax' luas membumi dan 'kesesatan berpikir' nikmat menindas serta menghegemoni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serangan Iran ke Israel, Antara Pembenci dan Pendukung

6 Mei 2024   05:49 Diperbarui: 6 Mei 2024   07:32 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serangan Iran yang dilancarkan ke wilayah pendudukan Israel membuat guncang dunia secara keseluruhan, terkhusus di wilayah timur tengah. Serangan tersebut diantisipasi mampu memicu perang dunia ketiga.

Iran melancarkan serangan, bukan tanpa sebab melainkan adanya serangan Israel yang menghantam konsulat Iran di Suriah, serta menewaskan beberapa aktor penting dari Iran. Dari saling serang tersebut, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak, baik tingkat internasional, nasional bahkan individual.

Respon yang sering bermunculan, bukan hanya analisis secara geopolitik, tapi juga analisis teologis, dalam hal ini madzhab. Analisis geopolitik ini, biasanya disebarkan oleh para ahli di bidang geopolitik atau pengamat politik timur tengah dan beberapa yang mungkin mengamati isu perang antara Israel dan Palestina.

Adapun respon teologis ini, agaknya lebih mengemuka dibanding respon geopolitik. Serangan Iran yang terjadi kemarin, tidak hanya mendapat dukungan dari berbagai pihak, tapi juga mendapat kecaman atau sentimen dari pihak lain.

Isu negatif yang biasanya beredar di media sosial ialah Iran yang hanya memainkan gimmic, padahal sebenarnya Iran berhubungan romantis dengan Israel. Juga beredar pernyataan bahwa di wilayah Iran akan muncul Dajjal dan diikuti oleh bangsa Yahudi yang ada di Iran. Yang lebih dalam menyentuh hal teologis ialah, serangan Iran kemarin sebenarnya hanya sebatas taqiyyah orang orang syiah.

Stigma negatif terhadap Iran ini memang sering terjadi, bukan hanya Iran sebagai negara, tapi juga syiah sebagai madzhab Islam mayoritas yang dianut oleh penduduk Iran, serta ulama ulama syiah yang dianggap sesat.

Adapun tanggapan dari pendukung Iran, juga sudah bertebaran dimana mana. Para pendukung Iran, bukan hanya menjawab perkara teologis yang sering dilayangkan kepada Iran dan syiah, tetapi juga analisis geopolitik.

Jika melihat secara keseluruhan, para pembenci 'Iran' sebenarnya melontarkan stigma negatif bukan karena serangan Iran, tetapi memang dikarenakan adanya kebencian. Jadi, apapun suksesi Iran, semua akan dicari tahu sisi keburukannya. Karena, pada akhirnya analisis yang dilakukan para pembenci Iran ialah teologis, sesatlah, kafirlah, taqiyyahlah. Jadi, sulit untuk mengkompromikan atau mendiskusikan apa yang sebenarnya terjadi, dikarenakan sudah dipatok kalau Iran yang mayoritas syiah adalah sesat atau kafir, serta setiap perilakunya mesti dicurigai.

Hemat penulis, sebenarnya yang sangat patut dicurigai adalah negara negara yang jarang atau bahkan tidak pernah menyerang Israel, yang sangat patut dicurigai adalah yang melakukan atau hampir melakukan normalisasi terhadap Israel, yang sangat patut dicurigai adalah negara negara yang membiarkan pangkalan militer Amerika (salah satu yang membantu Israel) bercengkrama dinegaranya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun