Mohon tunggu...
Abu Al Givara
Abu Al Givara Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Menulis, Bukan Penulis

Jadilah pembelajar yang terus bersabar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

GENERASI MUDA DAN WACANA GOLPUT

14 April 2019   03:03 Diperbarui: 3 November 2020   10:45 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Abu Al Givara, Presidium Forum Mahasiswa Kota Makassar (FORMAKAR)

Generasi muda menjadi warganegara yang cukup berpengaruh terhadap keterpilihan kandidat calon dalam pemilu kali ini. Menurut Saiful Mujani, Research Consulting ( SMRC), suara generasi muda dengan rentan umur 17-34 tahun dalam Pemilu 2019 ini mencapai sekitar 34,4 persen. Angka yang tergolong besar ini menjadi perhatian khusus para calon kandidat pilpres maupun pileg merebut suara generasi muda.

Sehingga strategi dan taktik di mainkan dalam pemilu kali ini untuk meraih dukungan dengan cara menampilkan sosok milenialnya sebagai mana di sukai oleh kaum muda begitupun konsep dan visi misinya yang  memperlihatkan keberpihakannya terhadap kepentingan generasi muda, baik dalam akses pendidikan, pekerjaan, maupun teknologi. Cukup masif dikampanyekan di ruang sosial termasuk media sosial kita, baik secara simbolik dari gaya persoanality para calon maupun muatan retoriknya.

Dari angka presentase yang cukup besar itu tentu memberi respon yang variatif terhadap sikap politik dalam pemilu kali ini. Ada generasi muda kita cenderung apatis terhadap menentukan pilihan politiknya, tidak mau menganalisa situasi politik, tidak pernah mendiskusikan politik, bahkan tidak punya ketertarikan untuk merespons situasi politik.

Ada juga sebagian besar yang fanatik terhadap pilihan politiknya, menjadi fans terhadap dukungannya tanpa melihat kekurangan dan kelebihan pilihannya dan menjadi hatters terhadap sosok yang dibencinya dengan tidak jelas dasar analisanya. Terakhir adalah mereka yang menyatakan diri untuk golput.

Golput dalam hal ini adalah tidak memilih dengan berbagai pertimbangan. Kelompok ini adalah mereka yang menilai bahwa para calon kali ini tidak sesuai dengan standar ideal karena memiliki catatan buruk dalam pengalamannya, begitupun juga karna calon tidak aspiratif mewakili suara rakyat nantinya. Ada juga dari generasi muda yang golput karna persoalan administrasi, yaitu mereka yang kebanyakan berpendidikan di luar daerahnya sehingga mereka tidak memilih karena tidak memenuhi standar administrasi untuk memilih.

Wacana golput kali ini menjadi perhatian untuk kita, terkhusus untuk mereka yang golput karna pilihan ideologis. Tentu perhatian ini dikarenakan karna golput bukan hanya menjadi pilihan individual semata, tapi juga menjadi pilihan dan deklarasi organisasional bahkan di kampanyekan untuk meraih perhatian dan dukungan. Sikap ini tentu sebagai bentuk keraguan dan ketidak percayaan terhadap pemilu kita. Karna partai politik kita belum ideal memasukan kader-kadernya sebagai calon kandidat yang betul-betul punya kualitas dan representatif mewakili rakyat.

Namun pilihan golput perlu menjadi bahan untuk kembali dipertimbangkan, apakah golput masih relevan dan menjadi solusi yang ideal untuk pemilu kali ini ataukah perlu pengkajian kembali untuk kemudian memutuskan pilihan politik yang jauh lebih ideal daripada golput.

Golput bisa jadi menjadi pilihan rasional dikarenakan berbagai analisa yang cukup referentif terhadap jejak kelam dan pengalaman pemerintahan kandidat calon kita. Namun perlu ada keterbukaan dalam menerima informasi baru termasuk mengikuti masukan yang berbeda ketika ada yang lebih rasional, soluktif dan ideal dari pilihan golput.

Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat Sulsel, Iqbal Arsyad dalam dialog kerjasama LAPAR Sulsel dan KPU Kota Makassar, menyampaikan pertanyaan yang cukup  memberi kembali pertanyaan menarik terhadap sikap golput, untuk kembali merefleksi dan menentukan pilihan kita, diantaranya ialah "apakah dengan golput bisa menyelesaikan masalah, dan apakah dengan golput para calon kita hari ini tidak terpilih ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun