Mohon tunggu...
Abu Aman
Abu Aman Mohon Tunggu... Penulis - Kedai Diksi

Tidak ingin dilupakan oleh orang. Tapi sayang, tidak berani mengucapkan hanya bisa memperhatikan sampai terdalam. Setidaknya catatan sebagai jalan mengatakan, kalau kalian adalah beberapa alasan untuk tetap berjuang meski harus sendirian. Penulis bisa disapa di kedai yang dirawarnya instagram @kedai_diksi. Kalau kehidupannya sering diabadikan di instagram @abuamansyach. Tidak lupa di Blog yang dijaga https://kedai-diksi.blogspot.com/. Untuk selanjutnya Penulis sering membuang sesuatu di akun fecebook Abu Amansyach.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan

26 Desember 2016   00:37 Diperbarui: 26 Desember 2016   01:25 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat desa ataupun kota, berbanding terbalik pemahaman pendidikan masyarakat dahulu yang tidak memproritaskan melainkan lebih mementingkan pekerjaan. Apalagi dipelosok-pelosok desa pendidikan hanyalah menyia-nyikan waktu untuk belajar, karena persepektif mayoritas masyarakat pedalaman, orang yang sekolah tidak sekolah pasti akhir-akhirnya bekerja juga.

Sedangkan pendidikan untuk kalangan perempuan lebih memperihatinkan, sebab mayoritas orang tua menikahkan anaknya sebelum lulus Sekolah Dasar (SD) karena perempuan pantasnya di dapur, sumur dan kasur. Oleh karena itu, mari kita renungkan apakah benar perempuan tidak mempunyai tempat untuk mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki. Mari kita sosialisasikan pentingnya pendidikan untuk perempuan, sehingga perempuan juga mempunyai hak dan kewajiban untuk tau. Agar perempuan-perempuan pedesaan mempunyai kesempatan untuk bersaing dalam membantu kemajuan bangsa Indonesia ini.

Difinisi perempuan dalam kehidupan adalah sosok yang ikut serta dalam kemajuan Negara seperti pepatah mengatakan “Setiap kesuksesan laki-laki dibelakang ada seorang perempuan” perempuan akan melahirkan penerus  bangsa. Perempuan menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) orang yang dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. Contonya perempuan yang luar biasa Aisyah isrtri Rasulullah putri Abu Bakar As-Shiddiq adalah perempuan cerdas dalam pembentukan syariat Islam, ia dikenal orang yang menyimpan mushaf Al-Qur’an.

Sedangkan perempuan dalam pandangan sejarah kemerdekaan Indonesia, perempuan membentuk sebuah organisasi yang dipelopori oleh R. A. Kartini sebelum tahun 1928 atas usaha Budi Utomo berdirilah organisasi Putri Merdeka di Jakarta. Perempuan dalam sejarah sebagai madrasah pertama untuk putra-putrinya. Pahlawan R. A. Kartini sebagai perempuan yang membela hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, dahulu sangatlah sulit dan banyak rintangan untuk sekolah, karena wanita dilakukan secara tidak adil oleh para kononialisme Belanda. Perempuan dahulu menciptakan organisasi-organisasi setelah organisasi Putri Merdeka terciptalah organisasi Wanita Mulyo, Wanita Kholik, dan Wanita Utomo. Semua organisasi perempuan tersebut untuk menciptakan perempuan yang sama mengeyam pendidikan.

Kalau kita istilahkan perempuan berpendidikan tinggi adalah untuk kebaikan Negara memberikan generasi militan, berintegrasi tinggi dan bertanggung jawab. Perempuan yang berpendidikan tinggi akan mengetahui cara menjadi ibu rumah tangga yang baik, dapat membedakaan mana yang baik dan buruk serta tidak lagi diistilahkan bahwa perempuan tempatnya hanya didapur, sumur dan kasur, tetapi juga ikut andil terhadap Negara, salah satu contoh perempuan hebat tahun 2010-2016 yang telah memberi konstribusi kemajuan Surabaya yaitu ibu Tri Rismaharini sebagai wali kota Surabaya.

Jadi, memang benar perempuan tempatnya hanya didapur, sumur, dan kasur adalah benar kalau ditinjau peran wanita dalam kedudukan keluarga. Sebagaiman sudah kita ketahui dalam keseharian perempuan sebagai ibu rumah tangga melayani anak-anaknya dan suaminya. Selain perempuan sebagai ibu rumah tangga perempuan juga mempunyai cita-cita untuk memperoleh HAM (hak asasi manusia) untuk ikut serta dalam berjalannya roda kepemerintahan seperti phlawan Indonesia oleh perempuan hebat, M. Chistina Tiahahu, Cut Nya Dein, Cut Mutia, dan R. A. Kartini,  sebagi fakta bahwa perempuan dapat memberi sumbangsih terhadap kemerdekaan rebublik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun