Mohon tunggu...
Abu Abdurrahman
Abu Abdurrahman Mohon Tunggu... -

.... hanya seorang hamba...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dzikir Kerinduan

26 Mei 2013   03:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:01 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13695397441318269612

Allah…, ramai sekali sekelilingku, ku saksikan lingkaran besar membentuk halaqah dzikir yang begitu indah, begitu menggetarkan jiwa dan menyentuh setiap hati para pecinta….

Mereka asyik berdzikir, kepala dan gerak tubuh mereka tampak maju mundur mengiringi dzikir sholawat yg dibaca berulang-ulang dengan lisan dan hati mereka … tampak ku lihat sidna Abu Bakar as-Shiddiq begitu khusyu’, ku lihat sidna Umar bin Khattab yg sangat berwibawa, ku lihat sidna Ustman Bin Affan, dan ku lihat pula sidna Ali bin Abi Thalib di dampingi Sidna Hasan dan Sidna Husein. Oh, di belakang mereka ada Imam Hasan Al-Basri, Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal, rodhiyallahu ta’ala ‘anhum… mata ini pun terus berputar melihat dan mengingat siapakah mereka-mereka yang hadir ini ….

Di pojok kanan, ku lihat seseorang yang terdengar suaranya kencang bertenaga ketika mengucapkan lafadh sholawat walau tubuhnya tidak lah besar, ku perhatikan lebih mendalam siapakah pemilik keindahan wajah teduh itu, Subhanallah.., itu Syekh Abd. Qodir al-Jaelani, aku pun menundukkan kepalaku ke arahnya sebagai ungkapan hormat dan cinta, mata ini kemudian berpaling ke arah pojok kiri, ku lihat sosok yg begitu tenang, berpakain keindahan, mengucapkan sholawat dengan suara yang rendah, begitu khusyu’ dan hudhur, aku pun memperhatikan dengan seksama wajah indah ini, Allah…. dia adalah syekh Abul Hasan as-Syadzuli ra., kemudian di belakang beliau, ku lihat tokoh-tokoh yang begitu aku cintai dan kagumi, tampak Sidi Abul Abbas alMursi, ku lihat sidi Ibn Athoillah as-Sakandari, Syekh al-Arabi bin Ahmad ad-Darqowi, dan tampak satu shaf dengan beliau syekh Muhammad al-Hasyimi, dan sidi syekh Abd. Qodir Isa, Syekh Abd.Qodir Ahmad as-Saqqaf, syekh Muhammad Na’im al-Jilani, syekh Ustman Sirajuddin an-Naqsabandi, Allahu Akbar… di tengah-tengah orang mulia tersebut tampak wajah yg sangat aku kenal, wajah penuh cinta, seorang murabbi haqiqi dan walid ruhku, Syekhna Yusuf bin Muhyiddin al-Bakhuri al-Hasani, radhiyallahu ta’ala ‘anhum ajma’in, tak bosan-bosan ku pandangi terus menerus wajah-wajah kekasih Allah itu sehingga tanpa terasa air mata mengalir membasahi pipi …

Lisanku secara spontan terus mengikuti bacaan sholawat yang menggema tiada henti, menggetarkan relung-relung hati yang mendengarnya, sambil terus ku perhatikan satu persatu wajah-wajah yg penuh dengan ketenangan itu, wajah-wajah yang menyimpan kerinduan pada nama yang mereka sebut berulang-ulang kali, inilah wajah para kekasih Allah….

Betapa ramainya halaqoh ini, aku terus mencoba mengingat-ingat wajah dan nama para syuyukh yang ku kenali, kepala ku berputar tuk melihat barisan yg lain, tampak terlihat barisan para ulama –ulama Rabbani duduk dengan tenang dan penuh tawadhu, mereka berada dekat dengan dinding tempat halaqah ini, tampak syekh Ahmad ar-Rifai’, Syekh Abdul wahhab as-Sya’roni, al-Habib Abdullah bin Haddad shohibul raatib , Syekh Jalaluddin Rumi, Imam Busyiri, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Badawi, Syekh Zaky Ibrahim, Syekh Abdul Halim Mahmud, Sayyid Muhammad Madhi abul ‘Azaim, syekh Mutawalli Sya’rawi, Syekh Sholeh ja’fari, as-syahid Sidi Ramadhan Buthy, Syekh Muhammad ‘Alawi almaliki dan para syuyukh yang aku tidak semuanya ku ingat nama-namanya, mata ini pun berhenti pada dua sosok yang tampak sangat gagah penuh pesona dan wibawa…. MasyaAllah… ternyata kedua orang itu adalah sidi Ibn Arabi dan al-Hallaj… Radhiyallahu ta’ala ‘anhum….

Aku mengangkat kepala ku sedikit untuk melihat barisan belakang sebelah kanan mereka, MasyaAllah tabarakallah… tampak guru-guru mulia, ulama mukhlasin yang ku kenal, Syekh Ali jum’ah, syekh Ibrahim Abd. Ba’isth al-Kattani, syekh Yusri, Syekh Sayyid Ibrahim Ba’bullah, Habib Umar bin Hafidh, Syekh Ali al-Jufri, syekh Idris, syekh Akrom, Syekh Fauzi, tampak pula syekhna Fadhil al-Jilani ada disana, syekh Muhammad Awadh Manqush, Syekh Rahimuddin an-Nawawi al-Bantani dan begitu banyak guru-guru mulia yang tampak duduk dengan wibawa ilmu dan ruhani…..

Mata ini terus mencari sosok-sosok yang ku kenal dalam halaqah luar biasa ini, Yassalam…. Hampir luput dalam pandangan mata, ternyata hadir pula al-Imam Ahmad al-Muhajir, , al-Imam Alwi Ammul faqih dan anak beliau al-Imam Abdul Malik Azmathkhan (almuhajir ilallah at-tsani) dan masyaAllah….., di belakang beliau-beliau ada rombongan besar yang menyatu dalam barisan, tampak di depan, ku lihat Kanjeng Sunan Maulana Malik Ibrahim, kanjeng sunan Ampel,disamping kanan beliau tampak dua anak beliau sunan Bonang dan sunan Drajat, sampingnya lagi sunan Giri, Sunan kudus, dan sunan Gunung Jati serta sosok yang sangat ku kenal yaitu kanjeng sunan Kalijaga yg tampak khas dengan blangkon jawanya, Allahu Akbar…., ternyata hadir dalam barisan ini pula Syekh Muhamad Arsyad al-Banjari, syekh Abdushomad alfalimbani, syekh Nawawi albantani, Mbah Kholil bangkalan, Syekh Mahfudzh Termas, kyai Ihsan jampes, Mbah Hasyim Asyari, Kyai Abdul Kariem, Kyai Marzuki Dahlan, Kyai Mahrus Ali Lirboyo, Kyai Abdul Wahab Hasbullah, kyai Bishri Syamsuri, Kyai As’ad Syamsul Arifin, Kyai Sholeh darat Semarang, ada kyai Arwani Kudus, Kyai Bisri Musthofa, Kyai Ahmad Siddiq, Kyai Abdul Hamid Pasuruan , Syekh Yasin alfadani, Abuya Dimyati Banten, Abah Anom, Tuan Guru Zaini Martapura, Syekh Abdul Madjid Lombok, kyai Ali Maksum, Gus Mik, Gus Maksum Jauhari, dan ada Gus Dur pula, .. Allah Allah,…. Semakin ke belakang ku lihat Kyai-Kyai dari Babakan Ciwaringin, tampak hadir Kyai Jatira, Kyai Amin sepuh, Kyai Sanusi, Kyai Abdil Hannan, Kyai Masduqi Ali, Kyai Amin Halim, Kyai Fuad Amin, Kyai Syairozi, Kyai Muntab, Kyai Hariri, Kyai Amrin, Kyai Muhammad, kyai Yahya, Kyai Maktum Hannan, dan Kyai Nurhadi Thoyyib,.. Samping kiri tampak ulama-ulama Betawi, Syekh Junaid al-Batawi, Tuan Guru Marzuki, Kyai Abdullah Syafi’I, Kyai Thohir Rahili, Guru Mansyur, Muallim syafi’i Hazami, Tuan Guru Tabrani, Mu’allim Rajiun dan lain-lain yang aku tidak tau nama-nama mereka…. MasyaAllah……., berbaur pula dalam barisan ini para habaib tercinta, Habib Husein bin Abu Bakr al-Idrus luar batang, habib Ustman bin Yahya mufti betawi, Habib Hamid Tanggul, Habib Abdullah bin Muhsin empang Bogor, Habib Umar bin Hud al-Atthos Condet, Habib Salim bin Jindan, Habib Ali bungur, Habib Ali kwitang, Habib Ahmad (habib Kuncung) Kalibata, Habib Muhammad Jagasatru, alwalid Habib Abdurrahman assegaf, Habib Abdul Qadir alhaddad …

Allah Allah…, lengkap sekali semuanya hadir saat ini…. Ingin ku berteriak sekuat tenaga menahan rasa haru yang tak terhingga…

Aku pun terus melihat siapakah lagi orang-orang yang hadir dalam halaqoh keberkahan ini, di pojok belakang tampak sekumpulan perempuan-perempuan mulia para kekasih Allah, mereka berpakaian putih-putih yg melambangkan kesucian, sekejap ku ingin mengetahui siapakah mereka, sampi seorang Syekh yg mastur yg berada dekatku, seorang Syekh yang aku tidak mengenalnya sama sekali membisikkan nama-nama mereka,… Allahu Akbar…, ternyata mereka adalah Sayyidah Fathimah binti Rasulillah, samping kanan beliau adalah sayyidah Rabi’ah al-‘Adawiyyah, dan di belakang tampak berjejer membentuk satu shof para wanita ahlillah , syekh itu pun terus menuturkan nama-nama mereka, Allah kariem…. Ternyata tepat di belakang sayyidah Rabi’ah adalah Sayyidah Nafisah, sayyidah Zainab, sayyidah Ruqayyah, Sayyidah Atikah, dan sayyidah Aisyah serta nama-nama lain yang aku tidak pernah mendengar sebelumnya, mereka asyik melantunkan sholawat dengan tasbih terus berputar di tangan-tangan mereka yg mulia…. Aku pun terhenyak mendengar keterangan Syekh mastur nan mulia ini, sambil mengucapkan terima kasih, ku berdoa semoga dalam dibarisan itu aku dapat menemukan ibunda tercinta dan juga istriku …. Allahumma Aminn ….

Tiba-tiba…. Bagai gelombang air bah yang menerjang, serta merta seluruh yang hadir berdiri, penuh rasa hormat dan cinta, air mata mereka menetes dengan syahdu, menggambarkan kerinduan mereka yang terhingga, tangan-tangan mereka bersatu membentuk kesatuan, Sidna Abu Bakar dan Imam Ali pun maju memimpin pembacaan sholawat yang membuat jiwa-jiwa pecinta itu bergetar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun