Mohon tunggu...
Theofilus Ifan Sucipto
Theofilus Ifan Sucipto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

For I know whom I hope (2 Tim 1: 12) | Universitas Multimedia Nusantara 2014 | Journalist | Soccer | Running | Gadget

Selanjutnya

Tutup

Catatan

AbstrakBanget Comes Back !

12 Oktober 2012   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://2.bp.blogspot.com/-XKwi2GVdfPU/TxIl-Kx83rI/AAAAAAAAC-s/M9o77oBMCu0/s1600/Coming+Home.PNG

[caption id="" align="aligncenter" width="471" caption="http://2.bp.blogspot.com/-XKwi2GVdfPU/TxIl-Kx83rI/AAAAAAAAC-s/M9o77oBMCu0/s1600/Coming+Home.PNG"][/caption] Selamat malam semuanya ! Senang bisa kembali di kompasiana. Setelah beberapa lama vakum dari dunia menulis, akhirnya saya kembali. Mungkin ada di antara anda yang masih ingat saya, tapi tidak sedikit yang lupa, bahkan belum mengenal saya. Tentunya sudah banyak kompasianer yang baru bergabung, dan semakin banyak tulisan yang berkualitas. Saya turut berbangga ! Meskipun sudah lama saya tidak menulis, tapi bukan berarti saya tidak mengikuti update berita. Saya tetap mengikuti perkembangan dunia dalam dan luar negeri. Contohnya, ketika masalah KPK vs Polri, Novie Amelia yang menabrak tujuh orang di Taman Sari, debat panas Mitt Romney dengan Obama, dua calon presiden Amerika Serikat, dan lain-lain. Hmm, dari masa vakum saya, saya mempelajari bahwa manusia tidak akan pernah benar-benar lepas dari yang namanya masalah. Ada orang yang berfikir jika ia menjadi kaya, ia bisa menguasai dunia. Tapi lihat kenyataannya. Yang kaya ingin lebih kaya, yang miskin jadi makin miskin. Saat kampanye mengumbar janji yang meyakinkan rakyat, setelah terpilih, malah menjilat ludah sendiri. Masalah A selesai, muncul lagi masalah B, masalah b belum selesai, muncul masalah C. Banyak orang ingin menghindari masalah. Tidak mau mengalami pahitnya putus cinta, langsung bunuh diri. Tidak tahan difitnah, membunuh orang yang memfitnah. Takut di hajar orang tua akibat gagal di ujian negara, bunuh diri. Ya namanya hidup di dunia, pasti penuh penderitaan. Kalau tidak ada penderitaan, tentunya anda sudah berada di Surga sekarang. Benar kan ? Justru tujuan kita hidup adalah yang kuat menolong dan menopang yang lemah, yang lemah menghormati yang kuat. Niscaya akan terjadi keharmonisan hidup, bahkan bukan tidak mungkin umat antar beragama tidak akan ada lagi yang saling ribut. Saya cukup kagum dengan sosok Almarhum Soeharto, di samping banyak kekurangan di era pemerintahannya, namun saya juga bangga, karena pada saat pemerintahan almarhum, tidak ada yang berani bertindak seenaknya. Berbeda dengan sekarang. Bilangnya negara demokratis, bebas berpendapat. Kenyataanya malah semakin bebas korupsi. Lucunya, orang yang muncul di iklan TV dan berkata "STOP KORUPSI !" malah dia yang masuk penjara akibat tuduhan korupsi. Absurd -_- Tapi di luar itu semua, saya mau bilang kalau kita mungkin tidak bisa merubah semua hal itu. Tapi kan tidak ada salahnya kalau di mulai dari kita pribadi. Jangan kompromi bila hal itu salah. Ada quote yang saya pegang sampai hari ini "If you give satan 1 meter, he will bring you 1 kilometer" yang di mana bila kita memberi celah sedikit, maka kita akan terus terbawa pada hal-hal yang salah sampai nurani kita tertutup. Tidak peduli mana yang baik mana yang jahat, yang penting kemauan terpenuhi. Oh ya, sekalian mau curhat. Kadang yang menjadi alasan saya malas menulis adalah selalu merasa "ah, males juga nulis. Maunya sekali nulis di kompasiana, banyak yang komen, banyak yang baca. Gimana kalo yang baca cuma 50 orang ? Kan nyesek." Banyak orang yang bilang "yaelah, tulis aja, gausah liat yang baca, yang penting tetep nulis." Tapi ya gimana, sebagai manusia saya juga ingin tulisan saya di baca banyak orang, di komen.Jujur aja, anda minimal pernah terpikir selintas agar tulisan anda banyak di baca orang lain. Saya cukup kaget waktu melihat salah satu komen dari kompasianer "Seberapa pentingnya tulisan anda masuk highlights, bahkan headline?" Saya pribadi langsung terdiam. Artinya, bila saya ingin tulisan saya banyak di baca, saya harus terus melatih kemampuan menulis saya agar menjadi tulisan yang berkualitas, padat, jelas, dan berisi. Tidak perlu menulis panjang lebar namun orang-orang tidak mengerti inti dari tulisan saya. Saya juga semakin menyadari, meskipun saya belum mendapat uang dari usaha saya menulis, tapi setidaknya ada beberapa manfaat yang saya rasakan ketika menulis. Contohnya, saya bisa menghasilkan tulisan yang bagus waktu lomba pidato, bahkan menjadi juara 1 di babak penyisihan, dan juara 2 di babak final. Itu semua manfaat dari menulis, di mana saya belajar berpikir kritis, cara menyampaikan pesan kepada para pendengar yang baik, dan merumuskan suatu masalah agar menjadi ringan dan mudah di cerna orang. Contoh lain, ketika bagi rapot bayangan, wali kelas saya berkata pada orang tua saya "Theo ini memiliki bakat yang sangat bagus, dia bisa di ajak berpikir kritis dan logis. Kalau kita bahas suatu masalah, logika dia jalan." Ada suatu kebanggaan tersendiri dalam hati saya. Tapi jujur saja, saya orangnya cepat merasa puas, dan kalau malas mengerjakan sesuatu, bisa-bisa tidak dikerjakan sama sekali. Padahal mungkin tugas itu sangat mudah. Percakapan itupun berakhir dengan nasihat dari wali kelas saya "Jangan cepat merasa puas, kamu punya potensi yang lebih dari ini" yang membuat saya mulai terbangun lagi untuk semangat menulis. Ya, semoga sharing saya malam ini bisa sedikit banyak memberi dampak buat para pembaca sekalian. Terima kasih telah meluangkan waktu anda untuk membaca tulisan abstrak saya. Selamat malam dan selamat beristirahat ! :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun