Program pascapanen dan pengolahan hasil pertanian ini diharapkan bisa menjadi titik awal perubahan bagi Desa Jeruk. Petani tidak hanya menjual produk mentah, tetapi juga bisa menghasilkan produk olahan dengan nilai jual lebih tinggi. Dengan begitu, harga sayur yang anjlok tidak lagi menjadi ancaman besar, karena sudah ada alternatif pemasaran dalam bentuk produk olahan.
Lebih dari itu, keterampilan ini bisa membuka peluang usaha kecil menengah (UMKM) yang berbasis rumah tangga. Bayangkan saja, warga Desa Jeruk bisa punya brand sambal botolan sendiri, manisan segar khas desa, camilan cheese stick hijau, hingga dimsum sehat. Produk-produk ini bisa dipasarkan di pasar lokal, toko oleh-oleh, hingga lewat media sosial.
Seperti yang ditegaskan dalam buku panduan, inovasi dalam pengolahan dan pengemasan hasil pertanian bukan hanya soal meningkatkan nilai tambah, tetapi juga soal kemandirian desa. Dengan semangat gotong royong, kreativitas, dan ilmu praktis, Desa Jeruk bisa menjadi contoh bagaimana desa kecil bisa melahirkan ide-ide besar untuk kemandirian pangan.
Tonton juga video perjalanan KKN kami pada link berikut!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI