Mohon tunggu...
Abiwodo SE MM
Abiwodo SE MM Mohon Tunggu... Bankir - Professional Bankers, Student at UI

Bankers yang selalu fokus terhadap "goal-oriented with an eye for detail, a passion for designing and improving creative processes also expertise in corporate relations" Saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di UI.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tekan Inflasi, BI Naikkan BI7DRR

25 Januari 2023   11:07 Diperbarui: 25 Januari 2023   16:28 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi inflasi ekonomi. Sumber: Shutterstock/Sauko Andrei via Kompas.com

Pada dasarnya, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi BI untuk menaikkan BI7DRR. Selain inflasi, pertimbangan menaikkan BI7DRR juga upaya memperkuat daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global. Supaya hasil yang diperoleh lebih optimal dan cepat, harus diikuti dengan serangkaian langkah lainnya.

Langkah tersebut seperti melahirkan kebijakan terkait dengan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah. Kebijakan ini terus diperkuat dengan tujuan untuk mengendalikan inflasi barang impor. Dirasa efektif untuk dilakukan dalam mendukung tujuan kenaikan bunga BI7DRR. Mengapa demikian? Lantaran langkah tersebut bisa mengurangi dampak buruk dari kuatnya dolar AS.

Ada hal lain? Jelas ada. Langkah ini juga berkaitan dengan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Ingat! Saat ini dunia juga tengah dilanda resesi perekonomian. Apabila segala upaya tersebut tak dilakukan dengan baik, maka bisa mengganggu ketahanan perbankan dan berbagai sektor lainnya di Indonesia.

Rasanya langkah tepat pemerintah menaikkan BI7DRR, kebijakan ini ditempuh sekaligus mengantisipasi jelang rapat Federal Reserve pada 1 Februari 2023 mendatang.

Dampak Kenaikan BI7DRR Terhadap Ketahanan Perbankan

Ada banyak dampak yang ditimbulkan dari kenaikan bunga BI7DRR terhadap ketahanan perbankan. Anda pasti penasaran bukan apa saja dampaknya?

Salah satu dampaknya, bank akan menyesuaikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)-prime lending rate alhasil bank semakin berat dalam penyaluran kredit. Penyaluran kredit dapat terpuruk dan membuat pertumbuhan sektor riil terhambat. Bahkan juga bisa memicu penurunan peluang terbukanya lapangan kerja baru.

Disamping itu, biaya kreditnya akan mengalami peningkatan. Pembengkakan biaya ini sebenarnya dampak langsung dari kebijakan moneter yang semakin ketat. Di sisi lain, masyarakat cenderung lebih memilih menabung untuk mengalokasikan uang. Kalo sudah begini, diharapkan perputaran uang di masyarakat melemah yang pada akhirnya dapat menekan inflasi.

Berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan, sebenarnya pemerintah dan BI tengah menjalin kerjasama untuk daur ulang devisa hasil dari ekspor. Langkah ini bisa berefek positif pada mata uang Rupiah untuk menurunkan inflasi hingga 4,0% di akhir tahun.

Pada dasarnya, ada banyak upaya penting untuk menyikapi kenaikan BI7DRR. Kenapa hal ini penting? Jelas penting, sebab bisa meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan sekaligus membangun dampak positifnya.

Kenaikan bunga BI7DRR membuat bank memberikan biaya lebih mahal, pun masyarakat cenderung mengurangi kredit atau pinjaman bank. Alih-alih deposan justru meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun