Dengan fakta penting keberadaannya, kita tidak bisa lagi menganggap koperasi sekadar alternatif. Inilah yang saya maksud koperasi harus naik kelas.
Bahkan, di eropa -- sebagai tanah kelahiran koperasi, perkembangannya sudah jauh lebih maju. Koperasi-koperasi ini tumbuh menjadi salah satu industri keuangan terbesar di negaranya masing-masing, seperti koperasi asal Spanyol Mondragon, kemudian ada Crdit Agricole Group di Prancis, dan Rabobank di Belanda.
Pula di luar eropa, sudah banyak cerita tentang perkembangan koperasi di berbagai negara, yang bisa kita intip sebagai referensi. Ambil contoh Huawei di China, yang menjelma menjadi industri keuangan terkemuka di negerinya.
Lantas, akan kah muncul persaingan antara koperasi simpan pinjam dan korporasi perbankan? Jelas tidak! Justru, dengan menguatnya ketahanan KSP, teriring pula ketahanan perbankan.
Sebab, saat sektor-sektor keuangan di 'akar rumput' sehat, masyarakat tidak perlu khawatir soal akses keuangan untuk kebutuhan hidup maupun usahanya. Jika usaha-usaha masyarakat berjalan baik, dana dan konsumsi masyarakat pun terjaga.
Begitupula seterusnya, saat konsumsi masyarakat terjaga, sektor-sektor produksi yang lebih besar bisa tumbuh. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi bisa terus meningkat, dan dampak positifnya sudah pasti menjalar ke kredit-kredit perbankan. Ya, ketahanan perbankan pun terjaga!
Jadi, soal koperasi simpan pinjam, kalau mengutip istilahnya Pak Jokowi, 'awas digerus sejarah'. Sudah saatnya koperasi 'naik kelas'! Begitupula layaknya hubungan sepasang manusia, eaa...
++++