Semua pemikiran saya itu, hanya kontemplasi saya seandainya saya adalah Ahok. Sayang sekali, Ahok terlalu idealis, sedangkan saya realistis. Ahok mau saja babak belur untuk orang-orang yang tidak siginificant bagi hidupnya, bagi orang-orang yang menolaknya. Ahok bukan saya, bahkan Ahok mungkin tidak pernah berandai-andai jadi diri saya.Â
Pada akhirnya, saya memang mengagumi idealist seperti Ahok, tapi saya tidak akan pernah mau menjadi idealist seperti dirinya. Sekali-kali tidak! Apalagi di negeri di mana seorang seperti Ahok tidak akan pernah memenuhi kriteria pimpinan idaman umat, karena "label" bajunya beda.Â
Salam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!