Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tanteku Pahlawan Urban Farming

26 Agustus 2019   18:22 Diperbarui: 4 September 2019   15:19 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: facebook Djak Marpy

Hari-hari aku dan tante dilingkupi penuh kesibukan, menyiapkan hal-hal teknis dan mencari bantuan materi dan kerjasama komunitas. Kami jelas tidak lupa dengan kerjaan kantor dan kuliah. Tetap itu bagian prioritas kami.

Anugerah terindah menyertai kita, salah satu Corporate Social Responsibilty (CSR) Bank DKI Jakarta merespon kegiatan kita setelah postingan player yang kami buat tersebar luas di medsos. Mereka menelpon tanteku beberapa minggu sebelum hari final. Mengajak kerjasama dan membangun silaturahmi kebersihan lingkungan.

Alhamdulilah, ide saya akhirnya terlaksana setelah bertahun-tahun tersimpan rapih dilemari otak. Kebetulan pihak CSR meminta pertemuan, tanteku meresponnya agar bertemu dirumahnya. Komunitas Mapala tante diajak ikut bergabung, senang saat itu. Ngobrol rencana edukasi masyarakat terkait pentingnya urban farming.

Kegiatan yang kami rancang pada akhirnya berjalan dengan baik. Semua warga daerah Duren Sawit antusias untuk membuat urban farming. Pihak CSR senada mengungkapkan akan bantu memfasilitasi kebutuhan urban farming. Tentu dengan persyaratan yang harus dilengkapi seperti pendataan, ukuran luas lahan kosong, dan kebutuhan lainnya.

Bagaimanapun urban farming, menurut penjelasan tanteku yang didampingi pihak CSR kepada warga disela-sela makan bersama selepas acara usai. Selain memperkuat ekonomi dapur, kesehatan dan estetika penataan rumah bermode penghijauan, daya serap airpun akan terjaga dengan baik. Musim kemarau panjang seperti yang diberitakan media tidak mengganggu air kita.

***

Tante semenjak itu menjadi orang populer di Duren Sawit. Semua orang mengenalnya dari depan gang hingga tembok pembatas dibelakan kebung. Sudah seperti seorang pahlawan urban farming. Entah pagi hingga malam, anak-anak pelajar selalu datang belajar kepadanya. Jurnalis Tv, online dan koran sering meliput kesehariannya.

Ia kemudian mendirikan komunitas Kampung Urban Farming dan tersebar di beberapa daerah di DKI Jakarta. Hanya untuk mengkampanyekan pentingnya hidup sehat mulai dari rumah dan lingkungan sekitar. Kedepannya komunitas yang didirikan akan go keluar Jakarta. Membangun konsep urban farming di setiap kota yang ada di Indonesia. Itu mimpinya yang saya tulis dalam cacatan harian kecil.

Begitupun dengan karirnya di perusahan asuransi tempat ia kerja, dari posisi staff menjadi kepala bagian penguatan kapasitas karyawan. Bahkan ide mendirikan CSR yang bergerakan ke arah peduli lingkungan ia dirikan di perusahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun