Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjelang 74 Hut RI Mahasiswa Papua Direpresi TNI-Polri dan Ormas

17 Agustus 2019   14:22 Diperbarui: 17 Agustus 2019   14:40 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: grup wa Indonesia Timur Ciputat. Diolah dari berbagai sumber.

Peringatan 17 Agustus 1945 sebagai hari lahir kemerdekaan Negara Republik Indonesia tidak selalu identik diramaikan dengan lomba-lomba seremonial atau semacamanya. Hiburan tindak rasial dan refresif pun dilakulan menuju hari kemerdekaan itu.

Peristiwa berlangsungnya pengepungan Asrama Kamasan Mahasiswa Papua di Surabaya oleh aparat Tentara, Satpol PP dan Ormas Reaksioner. Kejadian ini menandakan Indonesia belum merdeka dari tindakan rasial dan diskriminatif sekaligus refresif.

Sejak sore Jumat 16 Agustus kemarin, beberapa puluhan aparat Tentara dan Satpol PP telah melakukan pengrusakan terhadap pagar Asrama Kamasan Mahasiswa Papua di Surabaya.

Pihak aparat dan Satpol PP memaksa para mahasiswa untuk memasang bendera merah putih dan menuduh bendera merah putih yang telah dipasang di luar pagar asrama, dirusaki  oleh mahasiswa-mahasiswa Papua.

Saat ini jumlah aparat semakin bertambah disertai dengan pertambahan jumlah massa Ormas yang melakukan ancaman dengan teriakan-teriakan rasis seperti "Monyet, Babi, binatang, Anjing. Kamu Jangan Keluar, Sa tunggu kamu disini. Sampe Jam 12 kamu jangan keluar."

Setelah melakukan pengrusakan pagar asrama , Tentara dan Satpol PP melempari asrama dari luar yang mengakibatkan jendela-jendela asrama pecah.

Aparat Tentara, Satpol PP, dan ormas-ormas reaksioner sudah menutup jalan masuk menuju asrama. Dan dalam waktu dekat akan dikhawatirkan mereka akan mendobrak masuk asrama.

Untuk menanggapi peristiwa ini saya kemudian mengontak salah satu teman dilokasi kejadian bernama Kaka Doly. Ia kemudian menjelaskan bahwa masalah pengrusakan bendera merah putih itu pihaknya tidak tahu menahu sama sekali.

Kami juga kaget tiba-tiba  aparat TNI, Satpol PP dan Ormas reaksioner datang mempersoalkan itu dengan pendekatan represif," Ucap Doly setelah dihubungi via WA.

Sejauh ini menurutnya lagi, teman-teman Papua masih dalam kepungan massa. Namun untuk langkah advokasi sudah ditangani pihak LBH," terang Doly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun