Sejak kecil, saya sudah sering ditunjuk untuk menari. Berkat dukungan dari orang tua saya yang berhasil memupuk rasa percaya diri dan keberanian saya untuk tampil di atas panggung membuat saya dikenal sebagai pribadi yang spontan, ekspresif, dan mampu mencairkan suasana yang tegang pada khalayak ramai. Bagi saya, tari adalah suatu seni yang mampu menyampaikan pesan kepada orang lain ketika bibir tak mampu berkata. Selain itu, menari juga banyak menggunakan energi untuk gerak tubuh yang menjadikan tubuh terasa lebih sehat dan bugar.
Dianugerahi bakat menari yang luar biasa namun perlu diasah, dilatih, dan kembangkan membuat saya berpikir bahwa ini saatnya bagi saya untuk tergabung ke dalam suatu komunitas yang memiliki minat yang sama, yaitu seni tari. Padahal awalnya, saya berpikir bahwa menari bukanlah bakat saya. Sehingga saya melakukan pemberontakan atas diri saya terhadap minat saya, yang membuat banting setir ke dunia musik akustik dan band ketika saya duduk di bangku SMP.
Setelah tergabung ke dalam Vocal Group di kelas 7 dan Acoustic Club saat kelas 8, membuat diri saya yang pada saat itu duduk di bangku SMA tersadar bahwa saya memiliki lebih dari satu bibit bakat yang mampu saya kembangkan, termasuk menari. Hal itulah yang membuat saya memutuskan untuk bergabung ke dalam komunitas Niners Dance Crew (NDC).
Ketika saya meniti progres saya di kegiatan ekstrakulikuler Niners Dance Crew, pandemi COVID-19 melanda dunia saat itu, yang menjadikan kegiatan menari saya cukup terhambat. Namun, hal itu tidak menjadi hambatan yang berarti bagi saya dan tim. Akhirnya, kami membuat video dance cover suatu K-Pop Girl Group dengan judul "DUN DUN" yang dibawakan oleh EVERGLOW.
Setelah saya lulus dari SMA Negeri 9 Semarang yang sekaligus mengakhiri keanggotaan saya dengan NDC, membuat saya tergerak untuk kembali mengikuti komunitas tari di luar sekolah. Sebagai penikmat musik K-Pop, saya ingin mendapatkan popularitas dan pengalaman lebih sebagai seorang cover dancer. Maka dari itu, saya mengikuti seleksi audisi penari pada agensi Light Galaxy Dance Cover, Namun saya tidak lolos audisi.Â
Penolakan yang saya alami tidak menggugurkan semangat saya untuk tetap menari, yang menjadikan diri saya sebagai bagian dari UKM Tari di Universitas Pandanaran Semarang. Dan atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, saya terpilih untuk menjadi Ketua Umum UKM Tari Universitas Pandanaran Semarang untuk melanjutkan perjuangan dan juga perjalanan panjang UKM menuju masa kejayaan.Â
Kiranya ini semua boleh menjadi cerita pengalaman yang  keren dan mampu menginspirasi banyak pihak untuk tetap kembangkan apa yang telah kita miliki serta yakinlah bahwa segala sesuatu indah pada waktunya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI