Jikalau semesta telah berganti wajah, parasmu tetaplah yang paling mendayu ayu
Jikalau malam telah beradu di singasananya kegelapan, kamulah yang terakhir ada dalam ingatan
Jikalau embun dingin di pelupuk dedaunan, kamulah yang pertama ingin ku tatap
Jikalau senja sudah kembali ke ufuk nya bersama aurora, namamu yang terakhir ku ucapkan
***
Di bedeng kumuh kita pernah bercerita, tentang anak yang kehilangan bapaknya dipagi buta
Di sudut desa kita pernah bercengkrama, menyaksikan para petani yang pergi menanam padi
Di trotoar pinggiran pabrik kita bersuara, menyairkan irama penuh keringat dan harapan para pekerja
Disini kita memandang langit yang sama, walaupun nun jauh jarak memisahkan raga
***
Kau pernah membuatkanku kopi hangat dengan membawa buku para pejuang rakyat