Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Usia Senja

5 Desember 2018   20:31 Diperbarui: 5 Desember 2018   20:39 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temaram malam datang hinggap bersama kunang kunang, dia bernyanyi dibawah rintik hujan bersama nyanyian.

Nada sumbang terdengar lirih dikejauhan, datang seorang bapak tua membawa segudang sampah di gerobak yang sudah usang.

Dari lintasan trotoar dia berjalan, menghampiri satu demi satu tong tong yang penuh dengan kotoran dan campur air hujan.

Seorang anak di ikutkan dibalik gendongannya si bapak tua, lebih lebih dia sambil menarik rejekinya.

 Lingkar hidup yang tiada mudah dilakukan, yang penting besok masih ada nasi untuk dimakan.

Tak perduli malam dingin dengan gerimis penuh kesakitan, tetap tabah mendulang rejeki untuk penghidupan.

Tegar tak kenal duka, dia menjadi manusia kuat dengan penuh kejujuran. 

" Nak yang kuat pegangan di pundaknya agar tak jatuh "  Begitu gumamnya dengan penuh suka cinta kepada putrinya.

Malam semakin larut, derap kaki semakin jauh menapaki, laron laron yang sudah tertidur ikut nimbrung terbangun. 

Botol plastik, kardus, dan semuanya yang masih bisa terjual tak terlewatkan.

Ketika lelah sudah mendera, minggir sejenak di halte untuk merebah, sembari menunggu mentari, tetesan keringat dan airmata selalu menemani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun