Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang besar yang dikenal sebagai organisasi Islam Modernis atau reformis dan juga sebagai sebuah gerakan pembaharuan telah menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi Islam yang berkamajuan, dinamis, cerdas, dan kreaktif dalam melihat tanda-tanda zaman. Sosok KH. Ahmad Dahlan mewakili kecerdasan itu. Beliau tampil dengan elegan dengan gaya pemikiran bebas, kreaktif, sekaligus arif. pada dirinya tampil kesempurnaan pembaharuan yang utuh.
Muhammadiyah yang tampil sebagai gerakan modernis, tentu tidak begitu saja mengambil gagasan modernisasi ala barat yang hanya mengekploitasi alam dan manusia, tetapi menyaringnya dalam bentuk berfikir maju untuk menyelesaikan kesengsaraan umat, membangun sarana pendidikan dan kesehatan yang maju kemudian diadopsinya secara kreaktif.Â
KH. Ahmad Dahlan memotivasi anggota-anggotanya untuk memanfaatkan bentuk-bentuk modernisasi barat yang dapat diterimah oleh nilai-nilai Islam. Berbeda dengan kalangan muslim lainnya dalam merespon bahwa semua yang bersal dari barat adalah haram dan bagi yang mengikutinya adalah kafir.
Dalam konteks gerakan perubahan, Muhammadiyah senantiasa terlibat dengan setiap wacana keumatan, isu demokratisasi, Hak Asasi Manusia, da memperdayaan rakyat serta jender. Itu sebabnya dari awal berdirinya Muhammadiyah mendapatkan pengikut yang kebanyakan kaum muda dan akademisi yang menginginkan perubahan dari ketololan faham agama yang jamud atau mandeg.
Pencampuran paham agama dengan dogma takhayu, Bid'ah dan khurafat (TBC) yang melekat saat itu adalah pekerjaan besar yang dihadapi Muhammadiyah. Proses revitalisasi dengan jargon kembali kepada al-Qur'an dan as-sunnah menjadi alat yang ampu membangunkan kembali umat Islam dari ketertidurannya. KH. Ahmad Dahlan dengan semangat pembaharuannya mengangetkan banyak ulama saat itu, sehingga Ia pun sempat dicaci sebagai kyia gila, kyia kafir dan lain sebagainya.
Meski mendapatkan tantangan dan perlawanan baik secara internal dan ekstenal tidak kemudian hal itu menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan gerakan perubahan. Dan walaupun surat izin pendirian organisasi Muhammadiyah belum keluar karena harus mendapatkan restu dari pemerintah Hindia Belanda.
KH. Ahmad Dahlan dan para murid-muridnya mengambil langka maju, melukis sejarah dan menetapkan tanggal pada 8 Dzulhijjah 1330H atau 18 November 1912 sebagai hari kelahiran organisasi Muhammadiyah. Selanjutnya baru disahkan oleh Gubernur  Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Maka dengan berdirinya organisasi Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan mengaktualisasikan gagasan-gagarannya dalam wadah organisasi bersama para anggotanya sehingga menjadi kekuatan besar dalam gerakan perubahan di Nusantara.
Kekuatan organisasi Muhammadiyah dan anggota-anggotanya adalah tradisi kemandiriannya sejak kelahirannya, keikhlasan umat dan pemimpinnya memberikan kekuatan pada organisasi ini untuk tetap berdirih kokoh hingga sekarang ini. Oleh karena itu, memahamai Muhammadiayah bukanlah memahami organisasi dalam pengertian administratif yang bersifat teknis saja, namun kita harus memahami Muhammadiyah sebagai gerakan Islam atau gerakan keagaaman yang terkandung di dalamnya sistem keyakinan (bilife system), pengetahuan (knowledge) , organisasi (organizatioan), dan praktek-praktek aktifitas (practices aktivity) yang mengarah pada tujuan yang dicita-citakan.
Pada era awal kemerdekan; Muhammadiyah telah banyak melakukan pembaharuan di negeri ini. Memberi sumbangsi berupah pemikiran dan buktinyata sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah S.a.w pada zamannya. Â KH. Ahmad Dahlan pada zamannya pula, dan terus berlanjut sampai sekarang. Ini menunkkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang mampu merentas zaman. Â Meskipun tantangan yang dihadapi umat terus berkembang, keadaan medan terus berubah. Konstelasi permasalahan mengalami pergeseran yang luar biasa cepat dan fundamental.Â
Cita-cita pendiri Muhammadiyah masi ada yang menganga belum terjawab. Tetapi kader-kader Muhammadiyah berusaha melengkapi dirinya dengan pengetahuan, pengalaman, komitmen, dan program-program untuk menjalankan sisi perjuangan Muhammadiyah yang selama ini belum cukup tergarap, yaitu mengusahakan kemaslahatan dan perbaikan umat lewat gerakan pembaharuan disegala Aspek kehidupan termasuk dibidang sosial, pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang memberikan manfaat luar biasa untuk umat sebagai kekuatan Masyarakat Madani (CivilSociety) yang berada di jantung kehidupan masyarakat Indonesia.